Profil Ayat
Nama Surat : Al-Isra |
Nomor Ayat : 21 |
Nomor Surat : 17 |
Tema : |
Langit Malam Siang |
Jumlah Pengunjung : 122 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ وَجَعَلْنَا الَّيْلَ وَالنَّهَارَ اٰيَتَيْنِ فَمَحَوْنَآ اٰيَةَ الَّيْلِ وَجَعَلْنَآ اٰيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنٰهُ تَفْصِيْلًا ١٢ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami). Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu dan mengetahui bilangan tahun serta perhitungan (waktu). Segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci. |
Tafsir Sains |
Dalam ayat yang mulia ini, Allah Yang Mahakuasa mengingatkan kita bahwa Dia telah menjadikan malam dan siang sebagai dua tanda alam semesta-Nya yang mempesona, yang menunjukkan kekuasaan-Nya, keluasan hikmah-Nya, dan keajaiban penciptaan-Nya. Bentuk malam dan siang yang berbeda dalam gelap dan terang, serta keteraturan pergantiannya, adalah bukti adanya petunjuk yang pasti dari Allah. Tanda-tanda ini mengingatkan kita akan keagungan ciptaan-Nya, di mana setiap ayat dalam Kitab Allah adalah kumpulan huruf yang membawa makna tertentu.
Malam dan siang adalah dua tanda besar yang membuktikan keakuratan struktur alam semesta, keteraturan pergerakan setiap benda di dalamnya, dan ketatnya hukum yang mengaturnya. Ini termasuk hukum yang mengatur pergerakan bumi dan matahari, yang terlihat jelas dalam pergantian musim, siang dan malam yang teratur, serta keakuratan yang menyertai semuanya. Kita ketahui saat ini bahwa pertukaran antara malam yang gelap dan siang yang cerah merupakan kebutuhan esensial bagi kehidupan di bumi.
Pergantian ini memungkinkan suhu, kelembapan, dan cahaya yang diperlukan bagi kehidupan di berbagai lingkungan terestrial dikendalikan. Banyak aktivitas dan proses kehidupan, seperti pernapasan, fotosintesis, metabolisme, dan komposisi kimiawi atmosfer juga dikendalikan melalui proses ini. Tanpa pergantian antara malam dan siang, bumi tidak akan cocok untuk kehidupan.
Pergantian malam dan siang juga penting bagi kehidupan di bumi, karena segala bentuk kehidupan membutuhkan waktu istirahat untuk mengembalikan energi. Manusia, hewan, tumbuhan, dan bentuk kehidupan sederhana lainnya memerlukan istirahat di malam hari untuk kembali beraktivitas di siang hari, atau sebaliknya bagi makhluk yang aktif di malam hari. Manusia, misalnya, membutuhkan istirahat di malam hari untuk mendapatkan kembali kekuatan fisik, mental, dan spiritualnya.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur terbaik adalah tidur di malam hari, terutama pada dini hari. Tidur terlalu lama pada siang hari berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mempengaruhi sirkulasi darah, menyebabkan kekakuan otot, penimbunan lemak, dan peningkatan berat badan. Ini juga dapat menyebabkan ketegangan psikologis dan kecemasan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an bahwa malam dijadikan sebagai waktu istirahat, dan siang sebagai waktu untuk mencari rezeki.
Pada malam hari, lapisan pelindung atmosfer bumi menjadi lebih tipis, memungkinkan sejumlah sinar kosmis yang berbahaya menembus ke bumi. Ini mungkin menjadi alasan mengapa Al-Qur'an mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan malam ketika itu datang. Bahaya ini tidak terbatas pada kegelapan semata, tetapi juga termasuk bahaya alam semesta yang hanya diketahui oleh Allah.
Pergantian antara malam yang gelap dan siang yang cerah juga membantu manusia memahami pergerakan waktu, mencatat peristiwa, dan menentukan waktu untuk berbagai aktivitas, ibadah, dan memenuhi perjanjian. Seandainya waktu tidak terbagi antara siang dan malam, kehidupan akan kacau, dan manusia tidak akan mampu membedakan masa lalu, sekarang, atau masa depan, yang pada akhirnya akan mengganggu kehidupan. Di akhir ayat, Allah berfirman: "... agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu dan mengetahui bilangan tahun serta perhitungan (waktu)...."
Oleh karena itu, Allah yang Maha Tinggi, Pemilik rahmat dan karunia, telah menganugerahkan kepada kita pergantian malam dan siang dalam banyak ayat Al-Qur'an. Pertanyaan pun muncul tentang makna dari tanda malam dan siang, serta bagaimana menghilangkan tanda malam dan membiarkan tanda siang terlihat.
Penerangan langit pada malam hari adalah tanda datangnya malam, dan menghapusnya berarti menyembunyikan cahaya itu dari kita. Meskipun alam semesta secara keseluruhan gelap, manusia baru menyadari hal ini setelah penjelajahan luar angkasa dimulai pada awal abad ke-20. Ketipisan cahaya siang hari terlihat hanya dalam radius dua ratus kilometer di atas permukaan laut di belahan bumi yang menghadap matahari. Jika seseorang meninggalkan bumi menuju alam semesta pada siang hari, ia akan terkejut oleh kegelapan kosmis yang menyeluruh, di mana matahari tampak seperti piringan biru di tengah kegelapan.
Terlepas dari semua ini, para ilmuwan telah mengamati sejumlah fenomena cahaya pada malam hari yang gelap gulita, antara lain: 1. Fenomena Pancaran Udara di Lapisan Atas Atmosfer: Fenomena ini terjadi di atmosfer bagian atas, di mana cahaya redup muncul akibat reaksi kimia di ionosfer. Lapisan ini mengelilingi bumi pada ketinggian 90 hingga 1000 kilometer di atas permukaan laut dan dipenuhi dengan elektron yang membantu memantulkan gelombang radio kembali ke Bumi. 2. Fenomena Cahaya Zodiak: Cahaya ini tampak sebagai kerucut cahaya pucat dan tipis yang terlihat di arah barat setelah matahari terbenam dan di arah timur sebelum matahari terbit. Fenomena ini terjadi karena pantulan dan hamburan sinar matahari oleh benda-benda kosmik yang menghalangi jalurnya saat bergerak menjauh atau mendekati Bumi. 3. Fenomena Cahaya Bintang: Cahaya ini dipancarkan oleh bintang-bintang di berbagai lokasi dan tersebar di antara ruang-ruang hingga mencapai atmosfer gas bumi. 4. Fenomena Cahaya Galaksi: Cahaya ini berasal dari bintang-bintang dalam salah satu galaksi terdekat kita. Cahaya tersebut tersebar di galaksi itu dan kemudian disebarkan kembali di ruang antar galaksi hingga mencapai atmosfer bumi. 5. Fenomena Fajar Kutub dan Spektrumnya (Aurora): Fenomena cahaya ini juga dikenal sebagai Polar Lights atau fajar malam kutub. Cahaya ini terlihat pada malam hari di langit wilayah kutub dan sub-kutub, khususnya di antara kutub magnet bumi dan garis lintang magnet 67 derajat utara serta selatan. Aurora biasanya muncul dalam bentuk cahaya terang yang berkilau dan berwarna-warni, dengan dominasi warna hijau, merah, putih, serta nuansa biru, ungu, dan oranye. Cahaya ini bisa muncul dan menghilang secara berkala, dengan intensitas yang bervariasi, menggantung dari langit hingga ketinggian 80 kilometer dan menyebar secara horizontal hingga ratusan kilometer.
Secara ilmiah, telah terbukti bahwa berbagai zona perlindungan di atmosfer bumi, seperti lapisan ozon, zona ionisasi, sabuk radiasi, dan zona magnet, tidak ada pada awal penciptaan bumi. Zona-zona ini terbentuk melalui proses yang panjang sejak Bumi pertama kali terbentuk. Pada awalnya, sinar kosmik dan berbagai bentuk cahaya lainnya di alam semesta tiba dalam jumlah besar di atmosfer bumi, sehingga menyebabkan penerangan malam hari, seperti fenomena aurora, pancaran udara, dan cahaya bintang, namun pada tingkat yang lebih kuat. Cahaya ini menerangi malam bumi dan menghilangkan kegelapan malam.
Seiring waktu, setelah zona-zona pelindung bumi terbentuk, fenomena-fenomena ini berangsur-angsur berkurang hingga hanya tersisa dalam jumlah yang sangat kecil dan di wilayah tertentu, seperti di wilayah kutub. Fenomena-fenomena ini menjadi saksi bahwa malam bumi dulunya lebih terang dengan cahaya yang menyerupai cahaya fajar. Hal ini merupakan bukti kemurahan Allah yang melindungi bumi dengan berbagai perlindungan ganda yang memungkinkan kehidupan di bumi menjadi mungkin. Ini juga menjadi bukti betapa perlunya kita akan rahmat dan perlindungan Allah setiap saat, mengingat bahaya yang seringkali mengelilingi kita dari segala sisi.
Allah berfirman, "Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami). Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu dan mengetahui bilangan tahun serta perhitungan (waktu). Segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci." (Al-Isra: 12) Fakta ini baru disadari oleh ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-20, dan belum ada manusia yang mengetahuinya ketika Al-Qur’an diturunkan, maupun pada abad-abad setelahnya.
Nikmat Allah SWT kepada seluruh penduduk bumi dengan menghapuskan penerangan malam dan menjaga penerangan siang hari adalah nikmat yang sangat besar. Tanpa pergantian antara gelapnya malam dan terangnya siang, kehidupan di bumi tidak akan stabil, dan manusia tidak akan mampu merasakan waktu atau mencatat peristiwa tanpa adanya perbedaan antara siang dan malam. Kehidupan akan menjadi kacau tanpa adanya keseimbangan ini.
Jika hal ini menunjukkan sesuatu, maka hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an yang Mulia adalah kalam Allah Sang Pencipta, yang menciptakan alam semesta dengan ilmu, hikmah, dan kekuasaan-Nya, dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah dihubungkan dengan wahyu, diajarkan oleh Pencipta langit dan bumi.
Keajaiban ilmiah yang terdapat dalam Al-Qur’an ini membuktikan kebenaran ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk keimanan, ibadah, akhlak, dan amal perbuatan. Ini menunjukkan betapa pentingnya kita memanfaatkan wacana ilmiah ini di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, serta menghadapi tantangan globalisasi yang seringkali membawa nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam. |
Referensi |
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 1, 549-555. |