Profil Ayat
Nama Surat : Al-Anbiya |
Nomor Ayat : 30 |
Nomor Surat : 21 |
Tema : |
Biologi Kosmologi Manusia Bumi Langit Kimia |
Jumlah Pengunjung : 107 |
Detail Ayat
Ayat |
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ ٣٠ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman? |
Tafsir Sains |
Ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi bagi kehidupan makhluk. Yang pertama adalah air. Unsur ini sangat diperlukan semua makhluk hidup. Tanpanya, mustahil akan ada makhluk yang dapat bertahan hidup. Al-Qur’an sebagai petunjuk Allah kepada manusia menginformasikan pentingnya air bagi makhluk hidup. Ayat-ayat ini menginformasikan fenomena alam yang berkaitan dengan langit dan bumi. Mulanya keduanya merupakan satu kesatuan sebelum dipisahkan. Menurut para ilmuwan, pemisahan ini disebut Big Bang, ledakan besar yang melahirkan galaksi, bintang, planet-planet, dan benda-benda langit lainnya. Bumi terbentuk dengan proses yang sama dengan pembentukan planet-planet. Dalam kaitan ini, Ibnu ‘Abbās, mufasir kenamaan dari generasi sahabat menjelaskan bahwa yang dimaksud dari frasa “langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu” adalah bahwa langit merupakan sesuatu yang padu karena tidak menurunkan hujan, dan bumi juga sesuatu yang padu karena tidak menumbuhkan tanaman. Keduanya kemudian dipisahkan dalam arti pemisahan langit yang kemudian menyebabkan turunnya hujan, dan pemisahan bumi yang tersirami air hujan sehingga menjadi subur dan dapat menumbuhkan tanaman. Keterangan di atas mengisyaratkan bahwa air merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan makhluk. Air memang merupakan unsur utama dalam kaitan ini. Kenyataan tersebut juga diisyaratkan pada penggalan selanjutnya ayat ini, yaitu “dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.” Tafsiran Ibnu ‘Abbās yang menjelaskan pemisahan itu dengan adanya hujan atau air bagi langit dan tumbuhnya tanaman di bumi tampaknya disarikan dari frasa ini. Di kalangan ilmuwan, ada tiga pendapat mengenai penciptaan kehidupan dari air. Pertama, kehidupan makhluk berawal dari air, dalam hal ini yang dimaksud adalah laut. Dengan demikian, teori ini mengisyaratkan bahwa makhluk hidup berasal dari air dan muncul pertama kali dari laut. Kedua, semua makhluk hidup berasal dari air dalam arti semuanya berasal dari cairan sperma. Ketiga, air merupakan bagian terpenting agar suatu makhluk tetap hidup. Pada kenyataannya, sebagian besar tubuh makhluk hidup memang terdiri atas air. Misalnya saja manusia; 70% dari bagian tubuhnya adalah air. Manusia tidak akan dapat bertahan lama bila 20% saja dari cairan tubuhnya hilang. Manusia dapat bertahan lama tanpa makan, tetapi tidak demikian bila tanpa minum. |
Referensi |
Tim Penyusun, Eksistensi Kehidupan di Alam Semesta Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2015), 8-9. |