Profil Ayat
Nama Surat : Al-Waqi'ah |
Nomor Ayat : 28 |
Nomor Surat : 56 |
Tema : |
Bidara Tumbuhan |
Jumlah Pengunjung : 72 |
Detail Ayat
Ayat |
فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ ٢٨ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, |
Tafsir Sains |
Pohon sidr atau sidrah disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an. Pohon ini diasosiasikan dengan dua kelompok jenis tumbuhan, yaitu: (1) pohon Cedar dalam Bahasa Inggris, yang berasal dari marga Cedrus; dan (2) pohon Lote atau Hackbarry, yang berasal dari marga Celtis. Bidara adalah kata yang biasa dipakai untuk menerjemahkan sidr dalam Bahasa Indonesia. Dalam ayat Al Qur'an, pohon ini digambarkan tumbuh di dua tempat: dunia dan surga. Dalam Surah Saba' berikut ini sidr digambarkan sebagai pohon di bumi. Sedang pada surah lainnya (al-Wāqi‘ah/56: 27–33) digambarkan sebagai pohon di surga.
Pohon sidr dalam kisah kaum Saba' bisa dikaitkan dengan kelom pok jenis pohon Celtis yang tumbuh di gurun pasir. Jenis pohon Celtis mencapai 70 macam, dan tersebar luas di semua benua. Celtis mampu tumbuh di kawasan panas gurun pasir hingga di pegunungan di kawasan empat musim. Umumnya pohon Celtis berukuran sedang, antara 10-25 meter. Jenis-jenis tertentu dari pohon ini berdaptasi sempurna dengan kawasan kering, dan beberapa lainnya sangat cantik bila dijadikan tanaman hias di taman. Dalam kaitannya dengan surga, pohon sidr digambarkan sebagai pohon yang sangat besar; akarnya berada di langit ke–6, sedangkan cabang-cabangnya di langit ke–7. Sebagian ulama menempatkan pohon sidr sebagai pohon yang berada di luar pengetahuan manusia; yang memisahkan dunia ini dari dunia lain. Mungkin, masyarakat menggambarkan hal yang demikian ini dengan pohon Cedrus libani.
Pohon sidr dari Libanon ini dalam bahasa Arab terkenal dengan sebutan Arz el-Rab atau Syajaratullāh. Pohon indah dan sangat mengesankan yang tumbuh di Jazirah Arab ini mungkin saja menjadi salah satu kandidat pohon besar terindah dalam kerajaan tumbuhan. Tinggi pohon ini mencapai 150 kaki, dengan diameter banir akar mencapai 8 kaki. Daun Cedrus libani berwarna hijau gelap dan tumbuh pada ranting dan cabang yang menyebar. Percabangan yang bertingkat dan daunnya yang berundak membuat pohon ini terkesan anggun dan berwibawa. Malah, jika dilihat dari jauh, bentuk pohon ini tampak mirip dengan piramida.
Kayu Cedrus libani berkualitas baik; berkilat, ringan, tahan lama, dan berbau harum. Dalam bebe rapa pustaka kuno disebutkan bahwa kuil Sulaiman dibangun dengan memanfaatkan kayu ini. Demikian juga banyak kuil-kuil pra Kristen. Pada masa Firaun terjadi penebangan pohon ini secara besar besaran di hutan Libanon untuk membangun istana dan kuil yang dapat bertahan sampai ratusan tahun. Sejak itulah jenis pohon ini menjadi langka. Tidak diragukan lagi bahwa surat al-Wāqi‘ah/56: 27–33 ini berbicara mengenai surga. Pohon bidara yang dibicarakan dalam ayat ini tampaknya mengacu pada pohon anggun Cedrus Libani, bukan Celtis Ehrenbergiana yang berukuran kecil dan hidup di gurun pasir. |
Referensi |
Tim Penyusun, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 89-95. |