Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : An-Nahl
Nomor Ayat : 115
Nomor Surat : 16
Tema :
Kimia Makanan Diet
Jumlah Pengunjung : 66

Detail Ayat

Ayat
﴿ اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١١٥ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkan dan tidak (pula) melampaui batas, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir Sains

Babi adalah hewan omnivora yang menggabungkan ciri-ciri karnivora dan herbivora. Ia memakan segala jenis makanan, termasuk sampah, limbah manusia, dan non-manusia dengan rakus. Babi juga dikenal sebagai predator yang memakan tikus, darah, nanah, dan kotoran lainnya. Bahkan, ia memakan bangkai, termasuk bangkai sesama babi. Semua ini mempengaruhi kemurnian dan kualitas dagingnya, yang pada gilirannya juga mempengaruhi karakter orang yang memakan daging tersebut.

 

   Secara fisik, babi memiliki penampilan yang tidak sedap dipandang. Tubuhnya besar dengan kaki pendek, kulit tebal berbulukan kasar, serta moncong yang panjang dan kuat. Tidak seperti sapi, babi tidak memiliki kelenjar keringat untuk mengatur suhu tubuhnya, sehingga sering berkubang dalam air atau lumpur untuk mendinginkan tubuh. Jika tidak menemukan air atau lumpur, babi akan berkubang dalam urine dan kotorannya sendiri. Produksi urine dan kotoran babi juga jauh lebih banyak dibandingkan hewan ternak lain yang halal dimakan. Sifat babi yang sering berkubang dalam kotorannya ini menjadikannya najis secara lahiriah.

 

   Daging babi mengandung berbagai senyawa kimia berbahaya yang tidak cocok dengan tubuh manusia, menyebabkan berbagai penyakit. Risiko kesehatan ini semakin meningkat dengan konsumsi daging babi yang berlebihan. Selain itu, daging babi mengandung 50% lemak, di mana 38% di antaranya adalah lemak jenuh yang sulit dicerna oleh tubuh manusia. Sebagai perbandingan, daging sapi hanya mengandung 6% lemak, dan daging domba mengandung 17% lemak, keduanya lebih mudah dicerna.

 

   Daging babi juga mengandung hormon seks (steroid) yang berbahaya dan cacat secara genetik. Hormon ini dapat menyebabkan hilangnya rasa cemburu dan mempengaruhi perilaku seksual hewan. Dalam masyarakat Barat, di mana daging babi banyak dikonsumsi, terlihat dampaknya dalam tingginya angka kehamilan di luar nikah, aborsi, dan perilaku menyimpang lainnya. Konsumsi daging babi dapat menularkan sifat-sifat buruk ini kepada manusia. Sebagai contoh, babi jantan tidak merasa cemburu saat betinanya berhubungan dengan babi jantan lain, bahkan babi dikenal saling bertukar pasangan dan melakukan hubungan seks berkelompok.

 

Melalui penelitian ini, menjadi jelas bahwa pelarangan daging babi adalah bentuk keajaiban ilmiah, karena semua efek berbahaya yang terkandung dalam daging, lemak, dan darah babi. Pelarangan ini adalah demi kebaikan manusia, bukan semata-mata karena alasan penyakit atau kebetulan. Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya: "Karena sesungguhnya ia najis,” yaitu, najis membahayakan, merugikan dan mencelakakan." Dengan demikian, jelaslah mukjizat ilmiah pada sebab larangan mengonsumsi daging babi.

Referensi

‘Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Muṣlih, al-I‘jāz al-‘Ilmī fī al-Qur’ān wa al-Sunnah, (Mekah: al-Hay’ah al-Ālamiyyah lī al-I‘jāz al-‘Ilmī fī al-Qur’ān wa al-Sunnah - Rābiṭatu al-Ālam al-Islāmī, 2014), 205-208.