Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Baqarah
Nomor Ayat : 61
Nomor Surat : 2
Tema :
Bawang Merah Bawang Putih Kacang Adas Mentimun Diet
Jumlah Pengunjung : 71

Detail Ayat

Ayat
﴿ وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ ٦١ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Tafsir Sains

Mentimun

Mentimun (Cucumis melo) dari suku Cucurbitaceae, dikenal dengan nama Qiššā' dalam Bahasa Arab. Kata ini disebutkan hanya sebanyak satu kali dalam Al-Qur'an, bersama sama dengan bawang merah, bawang putih, dan kacang Adas, yakni dalam Surah al-Baqarah/2: 61 yang telah disebutkan sebelumnya.

 

Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa buah mentimun mengandung cukup banyak vitamin B1, B2, B3, B5, B6, asam folik, vitamin C, dan beberapa mineral semisal kalsium, besi, magnesium, fosfor, potassium dan zinc. Mentimun dapat pula digunakan sebagai obat, suatu hal yang sudah tercantum dalam Kitab aț-Ţibb an-Nabawi (Pengobatan Rasulullah) karya aż Żahabi dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Tercatat bahwa mentimun dapat menyembuhkan sariawan bila dikonsumsi rutin tiap hari.

 

Buahnya dapat pula digunakan untuk menyegarkan dan membersihkan kulit wajah, memperlancar air seni, dan menurunkan tekanan darah. Irisan mentimun dapat pula digunakan untuk mengobati mata lelah dengan menempelkannya pada kelopak mata setiap 3 menit selama 20 menit. Untuk mengobati jerawat, irisan mentimun ditempelkan di atas jerawat. Sedangkan untuk mengobati demam, parutan buah mentimun ditempelkan di perut penderita.

 

Bawang Putih

Fūm, Allium sativum, alias bawang putih termasuk dalam kelompok bawang-bawangan suku Alliaceae; berkerabat dekat dengan ba wang bombay dan bawang merah. Kata fūm disebutkan hanya satu kali dalam Al-Qur'an, bersamaan dengan bașal, yakni dalam Surah al Baqarah/2: 61.

 

Bawang putih telah digunakan sepanjang kehidupan manusia sebagai bumbu dan bahan obat. Umbinya adalah bagian yang paling banyak digunakan. Umbi ini umumnya terdiri atas beberapa keping, walaupun ada tipe yang berumbi tunggal. Daun dan bunga yang terletak pada tangkai daun yang panjang juga dapat dimakan, dan memiliki cita rasa mirip umbi meski sedikit lebih ringan.

 

Nenek moyang bawang putih yang ada saat ini sulit ditentukan karena bunga dari kultivar yang ada saat ini sifatnya steril. Diduga kultivar ini berkerabat dekat dengan Allium longicuspis yang hidup liar di Asia Barat. Di Inggris ada beberapa jenis yang tumbuh liar dan diidentifikasi dari jenis-jenis Allium ursinum, Allium vineale, dan Allium oleraceum.

 

Di Amerika Utara, Allium vineale dan Allium canadense adalah semacam gulma yang sering ditemukan di ladang. Semacam bawang putih dari jenis Allium ampeloprasum sangat mirip dengan bawang putih hasil budi daya.

 

Varietas yang banyak ditanam saat ini berasal dari Suriah. Sejarah penggunaan bawang putih dimulai, paling tidak, seiring pembangunan piramida Giza di Mesir. Bawang putih juga banyak disebutkan dalam berbagai buku kuno, ter masuk Injil, yang membicarakan berbagai kegunaannya dalam ranah pengobatan (misalnya mengobati penyakit akibat parasit, gangguan saluran pernapasan, saluran cerna, dan sebagainya).

 

Penggunaan bawang putih di China tercatat dimulai sejak 510 M. Bawang putih tercatat dikonsumsi para tentara Yunani dan Romawi, juga masyarakat luas. Bawang ini juga direkomendasikan kepada para pekerja ladang karena dapat mengatasi sakit akibat sengatan matahari.

 

Dalam bidang kesehatan bawang putih diketahui memiliki kemampuan aktivitas antibakteri (unsur yang menurunkan aktivitas bakteri), antiviral (menurunkan aktivitas virus), dan antifungal (menurunkan aktivitas jamur). Ia juga dipercaya dapat mencegah beberapa penyakit, dari flu, jantung (termasuk antherosclerosis, koles terol tinggi, dan darah tinggi), hingga kanker.

 

Percobaan yang dilakukan melalui media hewan menemukan bahwa bawang putih dapat mencegah pembentukan gumpalan-gumpalan kolesterol dan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Meski dapat digunakan untuk maksud di atas, namun penelitian menemukan bahwa konsumsi bawang putih (baik dalam bentuk mentah maupun dijadikan makanan suplemen) tidak terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah secara langsung.

 

Kacang Adas

‘Adas, dalam bentuk kacang adas atau Lens culinaris dari suku Fabaceae, disebutkan satu kali dalam Al-Qur'an, yaitu dalam Surah al Baqarah/2: 61. Pada ayat ini kacang adas disebutkan bersama-sama dengan sayur-mayur, mentimun, bawang merah, dan bawang putih.

 

Kacang adas adalah salah satu makanan yang sangat dibenci kaum Yahudi saat berada di pembuangan di Mesir. Adas pada saat itu digunakan sebagai bahan dasar roti khusus untuk orang miskin. Selain adas, kaum Yahudi juga tidak menyukai bawang bombai (bașal), bawang putih (fūm), mentimun (qiššā'), dan sayuran (baql).

Ayat di atas menceritakan peristiwa ketika kaum Yahudi berada di padang pasir bersama Musa. Mereka mengadu tidak dapat makan hanya satu macam makanan saja (mungkin yang dimaksud adalah manna dan salwa). Pada saat itu, Nabi Musa memberitahu bahwa makanan tersebut jauh lebih baik, paling tidak pada kondisi padang pasir Sinai saat itu, daripada makanan yang mereka minta: sayur, bawang, mentimun, dan adas.

 

Kata berbahasa Inggris lentil, padanan kata adas, juga muncul beberapa kali di dalam Perjanjian Lama. Dalam tradisi Yahudi lentil menjadi salah satu campuran makanan yang dihidangkan untuk mereka yang berduka. Dalam tradisi Yahudi pula bentuk biji yang bulat menyimbolkan adanya putaran dalam kehidupan, dari bayi hingga mati. Beberapa Pustaka mencatat Adas sebagai tanaman yang diberkati oleh tujuh puluh nabi, termasuk Isa dan Muhammad.

 

Dalam bahasa Indonesia kita temukan kata yang berhubungan dengan adas, yaitu “minyak adas” atau “adas pedas.” Minyak adas adalah salah satu campuran untuk membuat minyak telon, jenis minyak yang digunakan untuk menghangatkan bayi. Minyak adas berasal dari biji fennel (Bahasa Inggris), Foeniculum vulgare, dari suku Apiaceae. Bahan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan adas dalam pembahasan kita sebelumnya.

Dalam terjemah Al-Qur'an berbahasa Inggris, kacang adas diterjemahkan sebagai lentils oleh sedikitnya enam penerjemah: Yusuf Ali, Zohurul Houqe, TJ. Irving, TU. Hilali-M. Khan, M. Pickthall, dan MH. Shakir.

 

Kacang Adas termasuk kelompok kacang-kacangan (legume) yang hidup satu musim saja. Tanaman ini dibudidayakan khusus untuk diambil bijinya. Tinggi tumbuhan ini sekitar 40 cm, dan bijinya tersimpan dalam polong. Setiap polong umumnya menyimpan dua biji. Tanaman ini berasal dari anak benua India dan telah menjadi bagian makanan manusia sejak masa Neolitik. Ia merupakan salah satu tanaman yang pertama kali dibudidayakan di kawasan Timur Dekat. Tanaman kacang-kacangan seperti lentil umumnya menjadi penyedia protein lapis kedua setelah kedelai.

 

Kacang adas tidak disarankan untuk dikonsumsi mentah karena memiliki kandungan antinutrien, seperti asam fitik (phytic acid) dan tanin. Di dalamnya juga ditemukan kandungan pencegah kerja trypsin (trypsin inhibitors), dan kandungan phytate yang tinggi. Trypsin adalah enzim yang terlibat dalam proses pencernaan, sedangkan phytate berdampak mengurangi jumlah mineral diet secara biologis. Karenanya, sebelum diproses lebih lanjut, beberapa varietas lentil harus direndam semalam penuh untuk mengurangi kandungan phytate di dalamnya.

 

Proses memasak kacang adas memerlukan waktu 10-30 menit, tergantung varietasnya. Dalam proses memasaknya, adas seringkali dicampur dengan beras dalam kuliner Timur Tengah bernama mujjadara atau mejadra, dicampur dengan kichdi di India, atau dengan kushari di Mesir. Para ahli nutrisi menilai menu yang terdiri dari perpaduan lentil dan biji-bijian lain sebagai menu berprotein lengkap (complete protein dish). Lentil juga biasa dimasak menjadi sup berbujet murah di Eropa maupun Amerika Utara dan Selatan.

 

Lentil memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, termasuk isoleucine dan lysine, kelompok asam amino esensial. Ia merupakan sumber protein murah dan banyak dimanfaatkan penganut vegetarian. Memang, lentil hanya memiliki sedikit kandungan methionine dan cystine, asam amino esesial lainnya yang diperlukan tubuh. Akan tetapi, hal itu bisa disiasati dengan menjadikan lentil sebagai kecambah. 

 

Di samping protein, lentil juga memiliki kandungan serat diet, vitamin B1, dan mineral yang cukup. Kandungan seratnya berbeda-beda tergantung varietasnya (antara 11–31%). Lentil juga mengan-dung cukup banyak zat besi yang sangat diperlukan dalam jumlah besar oleh orang dewasa dan ibu hamil.

 

 

Bawang Merah

Secara umum, bawang termasuk di dalamnya bawang bombay dan bawang merah, dalam bahasa Arab disebut dengan Bașal. Bawang bombay mempunyai nama latin Allium cepa dari suku Liliaceae, sedangkan bawang merah mem punyai nama binomial Allium ascalonicum. Semua jenis yang tergabung dalam kelompok ini mempunyai umbi lapis. Kata bașal itu sendiri disebutkan hanya satu kali dalam Al-Qur'an, yaitu pada surah al-Baqarah/2 ayat 61.

 

Pada dasarnya nama onion (Bahasa Inggris) merujuk pada semua jenis bawang-bawangan yang masuk marga Allium. Namun dalam penggunaan sehari-hari, kata onion merujuk hanya pada satu jenis bawang, yaitu Allium cepa, garden onion, alias bulb onion (bawang merah atau bawang bombay), dan tidak pada bawang putih yang memiliki nama tersendiri, yaitu garlic.

 

Banyak tulisan dewasa ini menyatakan bahwa bawang berfungsi menurunkan berat badan, menyembuhkan dan mencegah berbagai penyakit, dari flu hingga penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, kanker leher, dan penyakit lainnya. Kandungan antioksidan, antikolesterol, dan lainnya yang terdapat dalam bawang dipercaya berperan dalam proses penyembuhan dan pencegahan banyak penyakit. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya hubungan linier antara konsumsi bawang dan kesehatan.

 

Varietas bawang sangat banyak, namun secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga varietas, yaitu bawang berwarna merah, kuning, dan putih. Kandungan kimia dalam bawang juga variatif, tergantung pada varietas dan lokasi tumbuhnya. Kandungan phenol, misalnya, ditemukan dalam kadar sangat rendah pada bawang yang ditanam di lokasi Vidalia, Spanyol.

Sedangkan bawang varietas shallots memiliki phenol enam kali lebih tinggi daripada bawang Vidalia. Shallots juga memiliki kandungan antioksidan tertinggi, disusul varietas western yellow dari Amerika Serikat, northern red dari Meksiko, dan selanjutnya. Sedangkan bawang western yellow diketahui memiliki kandungan flavonoid tertinggi, sebelas kali lebih tinggi daripada varietas western white yang memiliki kandungan flavonoid terendah.

Secara umum, varietas bawang yang memiliki kandungan phenol dan flavonoid tinggi memiliki aktivitas antioksidan antikanker yang juga tinggi. Dalam percobaan terbukti bahwa varietas bawang western yellow, pungent yellow, dan shallots dapat mencegah pertumbuhan kanker hati dan kanker usus.

Referensi

Tim Penyusun, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 101-114.