Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Hajj
Nomor Ayat : 65
Nomor Surat : 22
Tema :
Bumi Langit Geologi Perdagangan
Jumlah Pengunjung : 81

Detail Ayat

Ayat
﴿ اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهٖۗ وَيُمْسِكُ السَّمَاۤءَ اَنْ تَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ٦٥ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di laut dengan perintah-Nya. Dia menahan (benda-benda) langit sehingga tidak jatuh ke bumi, kecuali dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Tafsir Sains

Benda terdekat di langit dengan kita adalah bulan, yang jaraknya rata-rata sekitar 383.942 kilometer dari Bumi dan massanya diperkirakan sekitar tujuh puluh juta juta juta ton. Bulan berputar dalam orbit mengelilingi Bumi dengan panjang lintasan sekitar 2,4 juta kilometer dan kecepatan rata-rata sekitar satu kilometer per detik. Kecepatan putarannya pada porosnya sama, sehingga hanya satu sisi bulan yang selalu terlihat oleh penduduk Bumi.

 

Orbit bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips, mirip dengan orbit Bumi mengelilingi matahari. Salah satu hukum gerak pada orbit elips adalah bahwa kecepatan benda yang bergerak di dalamnya mengikuti hukum kesetaraan luas dengan waktu. Hukum ini mengatur variasi kecepatan pada lintasan orbit, di mana kecepatan meningkat saat bulan mendekati Bumi, dan gaya sentrifugal meningkat, mendorongnya menjauh. Tanpa mekanisme ini, bulan bisa saja bertabrakan dengan Bumi, menghancurkan keduanya. Sebaliknya, ketika bulan berada pada jarak terjauh dari Bumi, kecepatan orbitnya berkurang sehingga gaya sentrifugal yang aktif juga menurun, menjaga bulan tetap dalam jangkauan gravitasi Bumi. Kecepatan tertinggi bulan dalam orbitnya mengelilingi Bumi diperkirakan mencapai 3.888 kilometer per jam, sedangkan kecepatan terendahnya diperkirakan sekitar 3.483 kilometer per jam, dengan kecepatan rata-rata sekitar 3.675 kilometer per jam.

 

Hukum ini juga berlaku untuk Bumi yang mengelilingi Matahari dan untuk benda-benda langit lainnya yang mengorbit benda terbesar di sekitarnya. Para astronom memastikan bahwa planet terjauh di tata surya kita berada pada jarak rata-rata sekitar enam miliar kilometer dari Matahari, dan galaksi kita sendiri mengandung sekitar satu triliun bintang. Demikian pula, mereka menghitung bahwa ada lebih dari dua ratus miliar galaksi di alam semesta yang terlihat, dengan variasi bentuk, ukuran, massa, kecepatan rotasi, dan pergerakannya masing-masing. Beberapa galaksi raksasa memiliki diameter mencapai 750.000 tahun cahaya dan massa hingga satu triliun kali massa Matahari, sementara galaksi katai memiliki diameter kurang dari 3.200 tahun cahaya dan massa tidak lebih dari satu juta kali massa Matahari.

 

Galaksi kita, Bima Sakti, diperkirakan memiliki massa sekitar 230 miliar kali massa Matahari, yang kira-kira seberat dua ribu juta juta juta ton.

Galaksi-galaksi dikelompokkan menjadi unit-unit yang mencakup puluhan hingga ribuan galaksi, yang dikenal sebagai kelompok lokal atau gugus galaksi. Galaksi-galaksi ini kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok yang lebih besar, dan pada akhirnya, mereka membentuk struktur yang disebut supergugus galaksi. Misalnya, gugus galaksi besar tempat galaksi kita berada mencakup seratus gugus galaksi yang tersusun dalam sebuah piringan dengan diameter sekitar seratus juta tahun cahaya dan ketebalan sepersepuluhnya.

 

Bagian langit yang lebih rendah saat ini sedang dipelajari dalam irisan yang dimensinya diperkirakan sekitar 150 juta, 100 juta, dan 15 juta tahun cahaya. Bagian terbesarnya, yang dikenal sebagai Tembok Besar, memiliki panjang sekitar 250 juta tahun cahaya.

 

Jumlah objek di bagian langit bawah yang dapat diamati hanya mewakili sekitar 10% dari total massa bagian tersebut. Objek-objek ini saling terkait erat oleh berbagai gaya alamiah, sehingga jika salah satu gaya tersebut tidak ada, langit dan bumi bisa runtuh. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

 

“Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan untukmu apa yang ada di bumi dan kapal-kapal yang berlayar di laut dengan perintah-Nya. Dia menahan (benda-benda) langit sehingga tidak jatuh ke bumi, kecuali dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang kepada manusia.” [Al-Hajj: 65].

 

Allah SWT juga berfirman:

“Sesungguhnya Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap. Jika keduanya akan lenyap, tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Dia. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” [Fatir: 41].

 

Ilmu pengetahuan telah mampu mengidentifikasi sejumlah gaya yang menahan benda-benda langit, antara lain:

1. Gaya Gravitasi 

   Gaya ini adalah yang terlemah dalam jangka pendek, namun karena sifat kumulatifnya, ia terus meningkat pada jarak yang jauh dan mengikat seluruh bagian langit dan bumi dengan kehendak Sang Pencipta. Gravitasi ini setidaknya menahan berbagai benda di langit bawah bersama dengan planet-planet, bulan-bulan, dan bintang-bintangnya.

2. Gaya Nuklir Kuat 

   Gaya ini mengikat partikel-partikel elementer dalam inti atom dan bertanggung jawab untuk fusi nuklir, yakni penggabungan inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat. Gaya ini sangat kuat pada dimensi kecil, tetapi melemah seiring dengan jarak.

3. Gaya Nuklir Lemah 

   Gaya ini menghubungkan elektron-elektron yang beredar di orbit inti atom. Karena kelemahannya, gaya ini menyebabkan disintegrasi partikel-partikel dasar materi, seperti pada penguraian unsur-unsur radioaktif.

4. Gaya Elektromagnetik 

   Gaya ini dibawa dalam bentuk foton energi, yang bergerak dengan kecepatan cahaya untuk mempengaruhi semua partikel yang membawa muatan listrik. Gaya ini berperan dalam pembentukan radiasi elektromagnetik dan mempengaruhi reaksi kimia.

 

Para ilmuwan berupaya menggabungkan berbagai gaya ini dalam apa yang disebut sebagai Teori Penyatuan Besar. Mereka mencoba menyatukan gaya gravitasi dengan gaya lainnya dalam sebuah teori yang menghubungkan semua bentuk materi di alam semesta. Beberapa teori, seperti teori string, mengasumsikan bahwa bahan penyusun dasar materi tersusun dari filamen ultra-halus yang membungkus dirinya sendiri, mirip dengan untaian DNA di dalam inti sel hidup.

 

Keagungan ayat-ayat Al-Qur'an semakin jelas terlihat dalam konteks ini, mengungkapkan banyak fakta ilmiah yang baru bisa dipahami manusia setelah ribuan ilmuwan bekerja keras selama puluhan dekade. Pengetahuan yang baru mulai dipahami pada akhir abad ke-20 ini menegaskan kebenaran wahyu Ilahi yang telah ada jauh sebelumnya.

Referensi

Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 2, 175-179.