Profil Ayat
Nama Surat : Al-Mulk |
Nomor Ayat : 19 |
Nomor Surat : 67 |
Tema : |
Hewan |
Jumlah Pengunjung : 21 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ ١٩ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. |
Tafsir Sains |
Keajaiban penciptaan burung tidak hanya terletak pada ciri fisik dan anatomis yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, tetapi lebih dari itu. Kemampuan unggul yang dianugerahkan Sang Pencipta Agung memungkinkan makhluk kecil ini menguasai manuver di udara dengan kecerdasan dan ketepatan luar biasa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antara kecepatan suatu benda yang bergerak di udara (kecepatan udara) dan kecepatan benda yang bergerak di permukaan bumi (kecepatan darat). Kecepatan udara menunjukkan seberapa cepat gas tersebut melewati benda yang bergerak, sementara kecepatan darat menunjukkan kecepatan benda itu sendiri ketika menembus lapisan gas yang menyelimuti bumi, di mana kecepatan gas mencapai nol di permukaan bumi, meskipun pada ketinggian yang lebih tinggi kecepatannya meningkat. Dengan kemampuan manuver yang cerdas dan presisi, burung dapat terbang menggunakan dua proses utama: meluncur dan mengepakkan sayap.
Burung dapat meluncur atau terbang tinggi dengan mengepakkan sayap, mengembangkan, memanjangkan, atau menyatukan sayap, yang juga dikenal sebagai "mengepakkan sayap". Proses meluncur melibatkan pelebaran sayap secara maksimal tanpa menggerakkannya, menciptakan bentuk seperti airfoil yang diadopsi manusia dalam desain sayap pesawat. Dengan sayap terbuka, tekanan udara pada burung meningkat, membantu mereka terbang lebih tinggi. Burung maju dengan cara meluncur ke depan, mengendalikan sudut kemiringan dan lengkungan sayapnya. Udara yang bergerak di atas dan di depan sayap bergerak lebih cepat dibandingkan di bawah dan di belakangnya, sehingga mengurangi tekanan di bagian atas dan depan, membantu burung untuk terus meluncur dan terbang ke atas atau maju sesuai keinginannya.
Di antara kecerdasan bawaan yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada burung adalah kemampuan mereka untuk memanfaatkan arus udara atau angin dalam proses yang disebut "meluncur dinamis".
Salah satu keajaiban Ilahi dalam penciptaan burung adalah sistem artikulasi sayap yang dirancang dengan sangat cermat. Sistem ini memungkinkan burung untuk mengubah sudut kemiringan sayapnya secara individual terhadap tubuhnya. Saat terbang dengan sayap menghadap ke bawah, sayap-sayap tersebut sepenuhnya lurus dan vertikal terhadap tubuh burung, sehingga ketika burung maju ke depan, mereka dapat mendorong sebanyak mungkin udara ke bawah. Hal ini memungkinkan burung terangkat ke atas dan maju ke depan dengan gaya angkat yang optimal.
Ketika sayap burung diangkat ke atas, dengan ilham Ilahi dari Allah Sang Pencipta, burung tersebut hanya sedikit menggeser udara ke bawah, mirip dengan cara pendayung menggunakan backhand yang kuat untuk mendorong dirinya ke depan dan forehand yang lebih ringan untuk mempersiapkan dorongan berikutnya.
Dialah Rabb yang menciptakan burung dan mengatur segalanya dengan sempurna—dari selubung gas bumi, arah angin, topografi bumi, hingga distribusi suhu di permukaannya. Semua unsur ini bekerja dalam harmoni yang unik dan ajaib, yang sepenuhnya diatur oleh kebesaran Allah Yang Maha Esa. Sungguh, kemampuan, keterampilan, dan kreativitas penciptaan ini luar biasa dan tiada bandingnya!
Tidak ada seorang pun dari manusia yang benar-benar memahami detail pergerakan burung di udara hingga dua abad yang lalu. Gerakan burung yang begitu rumit dan tepat ini sulit ditiru oleh manusia. Baru pada abad ke-20, khususnya dalam dekade-dekade berikutnya, setelah perjuangan panjang yang merenggut nyawa ribuan ilmuwan selama puluhan bahkan ratusan tahun, pergerakan burung di udara akhirnya menjadi ilmu yang diajarkan di sebagian besar universitas di dunia. Ilmu tersebut dikenal sebagai teknik penerbangan, yang mencakup dinamika udara, gerak di udara, pembuatan pesawat, jet, rudal, serta navigasi udara.
Guru pertama dalam ilmu ini adalah burung-burung itu sendiri, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: "Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu." (Al-Mulk: 67:19).
Inilah salah satu referensi ilmiah yang menakjubkan dari Al-Qur'an, yang telah mengisyaratkan tiga hal: manusia tidak mampu menciptakan pesawat yang paling primitif sekalipun hingga awal abad ke-20 (1903 M), dan kemajuan ilmiah luar biasa ini tentu saja tidak bisa dibayangkan oleh siapa pun, kecuali sebagai sumber dari Allah Sang Pencipta, Yang Maha Suci. |
Referensi |
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 4, 174-178. |