Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Anbiya
Nomor Ayat : 44
Nomor Surat : 21
Tema :
Bumi Geologi
Jumlah Pengunjung : 59

Detail Ayat

Ayat
﴿ بَلْ مَتَّعْنَا هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُۗ اَفَلَا يَرَوْنَ اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ اَطْرَافِهَاۗ اَفَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ ٤٤ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjang usia mereka. Maka, tidakkah mereka melihat bahwa Kami mendatangi negeri (yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujungnya? Merekakah yang menang?

Tafsir Sains

Kata "bumi" muncul dalam Al-Qur'an dengan banyak arti, yang salah satunya ditentukan berdasarkan konteks. "Bumi" bisa berarti tanah, negara, planet, atau tanah tempat kita tinggal. Dalam dua ayat mulia, disebutkan:

1.       Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi daerah-daerah (orang yang ingkar kepada Allah), lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya) tanpa ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; Dia Maha Cepat perhitungan-Nya. (QS. Ar-Ra'd: 41)

2.       Maka, tidakkah mereka melihat bahwa Kami mendatangi negeri (yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujungnya? Merekakah yang menang? (QS. Al-Anbiya: 44)

Konteks ayat-ayat ini berkaitan dengan ancaman dan bahaya tertentu yang berkaitan dengan mengecilnya bumi dari tepiannya. Secara bahasa, ujung suatu benda adalah ujungnya sendiri, dan benda bulat itu tidak ada batasnya. Oleh karena itu, tidak tepat jika kata "bumi" diterapkan pada arti "planet".

Ancaman bahaya yang dapat menimpa manusia membuat arti kata "bumi" lebih relevan dengan lapisan batuan atau permukaan tempat mereka tinggal, yang melindungi mereka dari nyala api di bagian dalam. Secara geologi, lempeng benua telah terbukti menyimpang di tengah lautan. Akibat pelepasan bahan-bahan mudah terbakar dari bagian dalam, lautan mengembang, sehingga setiap lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng benua yang berlawanan, dan semua lempeng samudera menyusut dari tepinya. Oleh karena itu, risiko terjadinya gempa bumi dan gunung berapi lebih tinggi di sisi daratan, sesuai dengan firman Allah: Apakah kamu merasa aman dari kemungkinan Dia akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu (QS. Al-Isra: 68)

Kedua ayat mulia ini berbicara tentang kebenaran universal yang menakjubkan, yaitu bahwa blok-blok benua, yang dalam geologi disebut lempeng benua, terus-menerus mengurangi dan mengecilkan tepinya. Sebagai gantinya, terjadi peningkatan di tengah lautan, sebuah fakta yang tidak diketahui siapa pun pada saat turunnya Al-Qur’an. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bumi menyusut dari tepiannya di permukaan berbatu-batu, sesuai dengan arti kata "bumi" berdasarkan konteksnya.

Fakta geologis ini baru diketahui akhir-akhir ini, menegaskan bahwa Al-Qur'an yang Mulia adalah benar dari Rabb semesta alam. Maha Suci Allah yang menurunkan referensi ilmiah ini seribu empat ratus tahun yang lalu, mengungkapkan bahwa bumi mengecil dari ujung-ujungnya, sebuah fakta yang implikasinya baru disadari oleh ilmu pengetahuan beberapa dekade yang lalu.

Referensi

‘Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Muṣlih, al-I‘jāz al-‘Ilmī fī al-Qur’ān wa al-Sunnah, (Mekah: al-Hay’ah al-Ālamiyyah lī al-I‘jāz al-‘Ilmī fī al-Qur’ān wa al-Sunnah - Rābiṭatu al-Ālam al-Islāmī, 2014), 132-135.