Profil Ayat
Nama Surat : An-Nahl |
Nomor Ayat : 66 |
Nomor Surat : 16 |
Tema : |
SDA Perkebunan Susu Gizi Hewan Minuman Diet Zoologi |
Jumlah Pengunjung : 93 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ وَاِنَّ لَكُمْ فِى الْاَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۚ نُسْقِيْكُمْ مِّمَّا فِيْ بُطُوْنِهٖ مِنْۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَاۤىِٕغًا لِّلشّٰرِبِيْنَ ٦٦ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Sesungguhnya pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya. |
Tafsir Sains |
Manusia dengan kemampuannya telah lama mengerti hubungan antara air susu yang diproduksi ternaknya, khususnya sapi perah, dan makanan yang dimakannya. Namun demikian, manusia tidak mengetahui bagaimana proses perubahan bahan makanan tadi menjadi air susu, daging, tulang, dan berbagai organ lainnya.
Bahan makanan dapat dimanfaatkan oleh tubuh setelah mengalami perubahan-perubahan secara kimiawi di dalam saluran pencernaan. Material yang sudah dicerna ini kemudian disalurkan melalui dinding usus ke dalam aliran darah. Dengan mengalirnya darah ke semua bagian tubuh, bahan makanan itu terbawa dan dimanfaatkan oleh organ-organ yang memerlukannya.
Seperti organ lain, kelenjar air susu juga memperoleh makanannya dari darah. Setelah melalui serangkaian proses, susu yang bernutrisi tinggi kemudian dikeluarkan oleh kelenjar ini.
Ayat di atas menyebutkan bahwa susu berada di antara darah dan tahi (material makanan yang dicerna). Manusia tidak akan memperoleh keuntungan apa pun apabila berusaha memakan kedua bahan itu, bahkan mungkin malah terkena penyakit. Bersyukurlah bahwa Allah telah menciptakan suatu sistem biologi kompleks yang menghasilkan cairan susu yang sangat tinggi nilai gizinya. Ilmu pengetahuan modern akhirnya dapat mengungkap proses-proses yang mengarah pada terjadinya air susu; suatu pengungkapan kebesaran Allah yang tidak akan tertandingi oleh siapa pun. Interpretasi atas Surah an Naĥl/16: 66 di atas sebelum era ilmu pengetahuan modern begitu beragam. Secara literal kata farš, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi chyme, adalah material tumbuhan yang ada dalam rumen (bagian dari saluran makanan hewan herbivora). Material ini kadang juga disebut sarjīn (faeces) yang masih ada dalam rumen.
Kata khālișan (asli, tidak ter campur bahan lainnya) dalam ayat di atas sebenarnya sudah memberi sinyal. Menyadari sinyal tersebut, aţ Ţabari mengatakan bahwa susu dilin dungi untuk tidak bercampur dengan chyme dan darah. Artinya, susu tidak berwarna merah seperti darah, dan tidak bau (kotor) seperti chyme. Susu bebas dari kotoran yang ditemukan pada chyme dan darah.
Sebelum pengetahuan tentang anatomi ditemukan pada dua abad lalu, tidak ada yang dapat memahami misteri apa yang terjadi di saluran makanan hewan menyusui, terutama sapi. Setelah beragam peralatan di temukan dan bermacam percobaan ilmiah dilakukan selama beberapa abad, barulah manusia mengetahui proses terjadinya air susu.
Air susu, berdasarkan percobaan ini, berasal dari chyme, suatu bentuk makanan yang berupa rumput saat mengalami proses pencernaan. Bahan tersebut lalu diserap darah dan di antaranya bergerak ke organ penghasil susu. Air susu yang dihasilkan tidak memiliki ciri-ciri chyme dan darah sama sekali. Selanjutnya, lactose ditambahkan dari salah satu kelenjar, yang menjadikan air susu mudah dicerna siapa pun yang meminumnya.
Manusia mengetahui proses ini setelah melakukan percobaan ilmiah yang memakan waktu berabad-abad, jauh setelah Al-Qur'an menyatakan hal itu pada lebih dari 14 abad lalu.
Jika demikian, siapa yang memberi tahu Rasulullah tentang proses yang terjadi di dalam tubuh? Jawabannya sudah pasti Allah. Betapa tidak, tingkat pengetahuan manusia saat itu belumlah sampai pada level yang dicapai pada saat ini. Ini membuktikan bahwa Al-Qur'an berisi pengetahuan Allah, dan Nabi Muhammad yang menyampaikan pengetahuan Allah itu adalah benar utusan-Nya. |
Referensi |
Tim Penyusun, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2012), 389-391. |