Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Az-Zumar
Nomor Ayat : 6
Nomor Surat : 39
Tema :
Biologi Embriologi Ilmu Kedokteran Manusia Penciptaan Manusia
Jumlah Pengunjung : 54

Detail Ayat

Ayat
﴿ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ ۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ فَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ ٦ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.659) Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari kebenaran)?

 

659) Ungkapan tiga kegelapan pada ayat ini berarti kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim. (Az-Zumar/39:6)

Tafsir Sains

Pertama, firman Allah Ta’ala:

خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ

“Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu.”

 

Sejak dahulu, masyarakat telah mengetahui kebenaran tentang pewarisan sifat dari orang tua kepada manusia dan organisme hidup lainnya yang berkembang biak melalui perkawinan. Namun, mekanisme pewarisan ini belum dipahami hingga Gregor Mendel dari Austria mengembangkan konsep awal tentang hal ini pada akhir abad kesembilan belas (1865–1869).

 

Melalui sejumlah pengamatan dan percobaan pada tanaman kacang polong, Mendel menyimpulkan bahwa transmisi sifat dari satu generasi ke generasi lainnya terjadi melalui faktor-faktor kecil yang kemudian dikenal sebagai "gen." Hingga awal abad ke-20, gen hanya menjadi simbol yang digunakan untuk menjelaskan proses keberagaman dalam penciptaan. Namun, pada tahun 1912, Thomas Hunt Morgan dari Amerika membuktikan bahwa gen benar-benar ada dalam makhluk hidup, terletak di dalam partikel yang dikenal sebagai “kromosom.”

 

Morgan juga mengkaji kromosom dalam sel-sel tubuh manusia dan belajar tentang “kromosom reproduksi.” Ia mengusulkan gagasan perencanaan genetik untuk organisme hidup, yang berarti menggambar peta rinci dari kromosom dan menjelaskan faktor genetik yang mempengaruhi sifat-sifat tersebut.

 

Pada tahun 1955, James Watson dari Amerika dan Francis Crick dari Inggris berhasil mengidentifikasi struktur molekul asam deoksiribonukleat (DNA) yang menyusun kromosom dan kode genetik yang tertulis dalam komponennya. Struktur DNA sangat kompleks dan dapat dipecah secara kimia untuk menghasilkan asam fosfat, gula, dan basa nitrogen.

 

Studi genetika terus berkembang dengan pesat. Pada tanggal 26 Juni 2000 (bertepatan dengan 24 Maret 1421 H), diumumkan bahwa pembacaan awal kode genetik manusia telah selesai. Selanjutnya, pada tanggal 14 April 2003 (sesuai dengan 12 Februari 1424 H), Konsorsium Pengurutan Genom Manusia Internasional mengumumkan keberhasilan Proyek Pembacaan Kode Genetika Manusia.

 

Kromosom terdiri dari untaian panjang kumparan heliks ganda DNA yang tidak teroksidasi, dihubungkan dengan sejumlah protein. Diameter heliks ini sekitar sepersejuta milimeter, dengan ketebalan dindingnya seperlima puluh-sepersejuta milimeter. Jika dibuka, panjang DNA dapat mencapai sekitar empat sentimeter. Artinya, jika untaian DNA dari empat puluh enam kromosom dalam inti satu sel normal manusia disebar dan ditumpuk bersebelahan, panjangnya akan mencapai sekitar dua meter.

 

Jika kita mempertimbangkan jumlah kromosom dalam satu triliun sel yang rata-rata terdapat dalam tubuh manusia, maka panjang totalnya melebihi jarak antara Bumi dan Matahari, yang diperkirakan sekitar seratus lima puluh juta kilometer.

Molekul asam deoksiribonukleat (DNA) yang menjadi dasar pembentukan kromosom terdiri dari kumparan yang sangat halus, masing-masing tersusun atas tangga basa. Rantai nitrogen bergabung di tengah dan terikat pada dua dinding molekul gula dan fosfat. Kedua rantai ini melilit satu sama lain di sekitar sumbu imajiner, membentuk struktur heliks terlipat yang dikenal sebagai "lembaran heliks berdinding ganda."

 

Salah satu kekuasan Allah dalam penciptaan adalah bahwa Allah Yang Maha Kuasa memberikan lembaran heliks berdinding ganda ini kemampuan untuk terbelah menjadi dua bagian, lalu melengkapi setiap celah menjadi lembaran spiral yang utuh dengan ketelitian menyusun molekul-molekul kimia yang sama, beberapa jam sebelum sel membelah. Proses ini dilakukan dengan sangat presisi sesuai dengan sidik jari genetik yang ada di dalam sel.

 

Jika kita melihat ke belakang pada proses pembelahan kode genetik, maka miliaran kode genetik dalam tubuh lebih dari enam miliar manusia yang ada di bumi saat ini akan bertemu dengan miliaran kode dalam tubuh orang-orang yang hidup sebelum kita dan telah meninggal, serta orang-orang yang akan datang hingga hari kiamat. Semua ini terintegrasi dalam satu kode genetik yang ada dalam darah satu orang, yaitu ayah kita, Adam AS. Oleh karena itu, Allah Yang Maha Kuasa berfirman:

Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam)” [Al-Zumar: 6].

Ini adalah sebuah ungkapan yang ajaib pada masa ketika tidak ada seorang pun di antara umat manusia yang memiliki pengetahuan tentang ilmu genetika. Fakta ini baru terbukti pada pertengahan abad kedua puluh.

 

Kedua, firman Allah Ta’ala:
ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا

kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya.

 

Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1993 berjudul Vanished Worlds, Roy R. Lemon menyebutkan bahwa penelitian terakhir dalam biologi molekuler telah membuktikan bahwa garis keturunan biologis dapat dilacak melalui asam deoksiribonukleat mitokondria, yang dikenal sebagai mitokondrial DNA (mtDNA).

 

Mitokondria adalah organel kecil yang terletak dalam cairan sel dan berfungsi mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan oleh seluruh komponen sel dalam aktivitasnya.

Kandungan DNA mitokondria ini hanya diwarisi dari induknya, tanpa melibatkan pencampuran gen dari kedua orang tua saat pembuahan sel telur. Oleh karena itu, DNA ini dapat ditelusuri pada seluruh wanita yang ada di bumi saat ini, baik yang hidup sebelum kita maupun yang akan datang hingga hari kiamat.

 

Semua ini dapat ditelusuri kembali kepada ibu pertama kita, Hawa AS melalui DNA mitokondria yang ada dalam sel mereka. Penciptaan ibu pertama ini terjadi dengan mukjizat yang tidak kalah hebatnya dari penciptaan ayah kita, Adam AS, yang diciptakan dari tanah.

 

Permasalahan penciptaan dalam tiga dimensi—penciptaan alam semesta, penciptaan kehidupan, dan penciptaan manusia—adalah peristiwa yang sama sekali ghaib, yang tidak dapat disaksikan oleh manusia atau jin mana pun. Hanya Allah SWT yang mengetahui. Namun, Allah, dalam rahmat-Nya kepada kita, telah meninggalkan bukti-bukti indra di permukaan bumi dan langit yang dapat membantu kita. Dengan kemampuan manusia yang terbatas, kita dapat mencapai pemahaman yang benar jika dibimbing oleh Sang Pencipta, Maha Suci Dia Yang Maha Tinggi, melalui kitab-Nya yang tegas dan hadits-hadits Nabi dan Rasul-Nya SAW.

 

Jika seseorang menggunakan pikiran dan akalnya untuk menyadari hal tersebut, ia akan menemukan kebenaran. Namun, jika ia mengingkari petunjuk Ilahi, mengabaikannya, atau mencoba merendahkannya, ia tanpa sadar akan memasuki terowongan gelap yang sulit untuk keluar hingga saat kematiannya. Oleh karena itu, dalam firman Allah:

Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya …” [Al-Zumar: 6].

 

Temuan ilmiah membuktikan bahwa Al-Qur'an benar-benar mukjizat, karena mengungkapkan fakta-fakta ilmiah yang sangat akurat pada saat tidak ada seorang pun di antara makhluk yang memiliki kesadaran atau familiar terhadap fakta-fakta tersebut.

 

Ketiga, firman Allah Ta’ala:
وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ
dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu.

 

Para ahli tafsir sepakat bahwa delapan pasang hewan ternak itu terdiri dari dua ekor domba, dua ekor kambing, dua ekor unta, dan dua ekor sapi (masing-masing seekor jantan dan seekor betina), sebagaimana tercantum dalam Surat Al-An'am (ayat 142-144). Namun, mereka berbeda pendapat dalam mengartikan kata kerja yang diungkapkan.

 

Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa Allah menciptakan hewan ternak untuk manusia, atau mentaklukkan mereka, yang berarti penaklukan yang diturunkan dari Allah Ta'ala ke alam semesta. Mereka diizinkan untuk memasuki kehidupan manusia oleh-Nya. Ada pula yang berpendapat bahwa Allah, Maha Suci Dia Yang Maha Tinggi, menyatakan ciptaan-Nya dengan menurunkan perintah dari langit.

 

Beberapa ahli tafsir menginterpretasikan bahwa Allah menciptakan binatang ternak yang dapat dimakan, dan wahyu yang dimaksud adalah turunnya perintah Allah serta ketetapan-Nya. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa makna turunnya wahyu adalah untuk kemaslahatan manusia, sementara yang lain mengatakan bahwa penciptaan ini adalah sebagai rahmat bagi umat manusia.

 

Tidak ada satu pun dari para ahli tafsir yang membayangkan kemungkinan bahwa penciptaan tersebut benar-benar terjadi secara fisik, mengingat sulitnya pemahaman masyarakat tentang ukuran ternak yang besar. Namun, Tuhan (Yang Maha Kuasa) adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan tidak menutup kemungkinan bahwa penjelasan ini dapat dikaitkan dengan kode genetik masing-masing hewan ternak, yang tidak memerlukan ruang lebih besar dari satu sepersejuta milimeter kubik. Hal ini diperkuat dengan temuan bahwa terdapat bakteri hidup dari spesies terestrial di banyak meteorit yang mencapai Bumi dari langit.

 

Pada tahun 1864 M, sekelompok meteorit mendarat di dekat kota Orgeuil di barat daya Prancis. Meteorit ini dipelajari pada tiga dekade pertama abad ke-20 dan terbukti mengandung unsur karbon berbentuk serpihan bulat berdinding ganda, serta butiran bahan anorganik di sekitarnya yang mirip dengan virus, kuman, jamur, spora, dan bakteri kokus.

 

Pada tahun 1960 M, George Claus dan Bart Nagy dari Amerika menemukan bentuk serupa pada meteorit Orgeuil dan meteorit lain yang ditemukan di Tanzania dekat Ivuna pada tahun 1938 M.

Kemudian, pada tahun 1979 M, Hans Dieter Pflug menemukan banyak bentuk yang serupa pada meteorit-meteorit tersebut. Hal ini memperkuat keyakinannya bahwa semua karbon yang ditemukan pada meteorit itu adalah sisa-sisa organisme hidup, yang menyingkap asal mula kehidupan di Bumi yang mungkin berasal dari luar angkasa, sesuai dengan apa yang sekarang dikenal sebagai "Teori Kehidupan Kosmik."

 

Pada tahun yang sama (1979 M), S. V. Lysenko menerbitkan laporan yang menyatakan adanya kehidupan bakteri di lapisan atas atmosfer Bumi pada ketinggian antara 50 dan 75 km di atas permukaan laut. Ini membuatnya percaya bahwa semua bentuk kehidupan di Bumi, termasuk tumbuhan dan hewan, mungkin terbentuk dari gen yang berasal dari luar angkasa.

 

Gagasan tentang penyebaran kehidupan di materi antarbintang sebenarnya bukanlah hal baru. Gagasan ini pertama kali dikemukakan oleh fisikawan Inggris, Lord Kelvin, pada abad ke-19, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh ahli kimia Swedia, Svante Arrhenius, pada awal abad ke-20. Mereka menyebutnya "Teori Panspermia," yang menyatakan bahwa kode genetik untuk setiap jenis kehidupan tersebar di antara bintang-bintang dan turun ke Bumi sesuai dengan waktu dan tempat yang sangat presisi.

 

Masalah ini dibahas secara mendetail oleh astronom Inggris terkenal, Fred Hoyle, dalam bukunya yang berjudul The Intelligent Universe: A New Look at Creation and Evolution (1983), di mana ia memberikan pandangan baru tentang penciptaan dan evolusi.

Ayat Al-Qur'an juga menyentuh hal ini, ketika Allah SWT berfirman: “...Dan Dia menurunkan untukmu delapan pasang hewan ternak..." [Az-Zumar: 6]. 

 

Ayat ini mencakup wahyu Ilahi tentang penciptaan dan penundukan hewan-hewan tersebut, serta wahyu tentang kode genetik yang bisa aktif di lingkungan mana pun. Dengan demikian, Allah SWT mampu menciptakan apa pun yang Dia kehendaki, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.

 

Keempat: firman Allah Ta’ala:

يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ

Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan

 

Salah satu rujukan kosmis yang disebutkan dalam surat Al-Zumar adalah penekanan pada proses penciptaan embrio manusia yang terjadi secara bertahap, yaitu penciptaan demi penciptaan dalam tiga kegelapan.

 

Dengan berkembangnya instrumen ilmiah selama abad ke-20 dan awal abad ke-21, ilmu embriologi mengalami kemajuan luar biasa. Setiap langkah yang ditempuhnya semakin membuktikan kebenaran apa yang telah disampaikan dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi serta Rasul-Nya (semoga Allah memberkati dan memberikan kedamaian kepadanya), terkait penciptaan janin manusia.

 

Janin terbentuk dari penyatuan sperma pria dan wanita, yang kemudian melebur membentuk gamet (zigot). Penciptaan janin ini sudah ditentukan oleh ketetapan Allah Yang Maha Kuasa. Sperma dan sel telur membentuk zigot yang kemudian berkembang di dalam rahim ibu melalui sejumlah tahapan yang berlangsung secara berurutan, tahapan yang belum pernah mampu diungkapkan secara rinci oleh ilmu pengetahuan di masa lampau.

 

Dalam Al-Qur'an, tahap-tahap tersebut disebutkan mulai dari nuthfah (sperma), 'alaqah (segumpal darah), mudghah (segumpal daging), hingga tulang-belulang yang kemudian dibalut dengan daging. Selanjutnya, janin diciptakan sebagai makhluk yang sempurna. Maha suci Allah, sebaik-baik Pencipta!


Pada masa ketika mayoritas orang berkeyakinan keliru bahwa manusia tercipta secara otomatis, dalam wujud yang sudah lengkap namun sangat kecil sehingga hampir tidak terlihat, dan kemudian bertambah besar seiring waktu hingga perkembangan janin selesai, Al-Qur'an hadir untuk menunjukkan kebenaran. Al-Qur'an mengungkapkan bahwa penciptaan manusia terjadi melalui tahapan-tahapan yang berurutan, sebagaimana dinyatakan oleh Allah Yang Maha Esa dalam firman-Nya, penciptaan demi penciptaan. Tahapan-tahapan ini dijelaskan secara bertahap dalam tujuh fase yang kini telah dibuktikan melalui studi ilmiah dalam beberapa dekade terakhir.

 

Al-Qur'an menyebutkan tahapan-tahapan tersebut dengan istilah-istilah yang spesifik:

 

1. Fase Nuthfah (Sperma): 

   Secara bahasa, nuthfah berarti sedikit air yang menjadi tetesan-tetesan kecil. Dalam konteks penciptaan, Al-Qur'an menggunakan istilah ini untuk merujuk pada sel reproduksi—baik ovum (sel telur) pada wanita maupun sperma pada pria.

 

2. Fase Nuthfah Amsyaj (Gamet Sperma): 

   Dalam bahasa Arab, amsyaj menunjukkan percampuran. Pada fase ini, sel sperma dan sel telur bersatu, membentuk zigot. Yang tercampur di dalamnya bukan hanya sel reproduksi pria dan wanita, tetapi juga komponen penting seperti kode genetik. Kode genetik ini terdiri dari 18,6 miliar molekul dalam setiap sel manusia normal, dengan komponen utama berupa basa nitrogen, gula, dan fosfat, masing-masing membawa setengah dari jumlah informasi genetik ini.

Setelah kode genetik lengkap, penciptaan janin ditentukan melalui kebijaksanaan Ilahi. Dalam bahasa sains, ini dikenal sebagai pemrograman genetik, di mana informasi untuk membentuk janin disusun dengan sangat teliti sesuai dengan takdir Allah.

3. Fase ‘Alaqah (Janin yang menempel/menggantung):
Setelah blastokista menempel pada dinding rahim melalui plasenta primitif, yang kemudian berubah menjadi tali pusat, fase alaqah dimulai pada hari ke-15 hingga hari ke-20. Fase ini ditandai oleh pertumbuhan yang stabil, penggandaan sel, pembentukan awal organ, dan pemanjangan janin hingga menyerupai bentuk lintah. Pada tahap ini, janin menempel pada dinding rahim, mirip dengan cara lintah menempel pada tubuh inangnya dan memakan darahnya. Oleh karena itu, Al-Qur'an menggunakan istilah alaqah untuk menggambarkan fase ini, yang dianggap sebagai terobosan ilmiah menakjubkan di masa ketika belum ada alat pembesar, fotografi, atau teknologi untuk mendeteksi tahap perkembangan janin yang panjangnya hanya sekitar 0,7 hingga 3,5 milimeter.

 

4. Fase Mudghah (Embrio): 

Ketika somit mulai muncul pada tubuh janin—dimulai dengan satu kotiledon pada pertengahan minggu keempat dan mencapai sekitar 40-45 kotiledon pada awal minggu kelima—janin memasuki fase mudghah (embrio). Pada tahap ini, janin tampak seperti sepotong daging yang terlihat seperti telah dikunyah, di mana bekas-bekas "gigi" terlihat pada permukaannya, mirip dengan bekas gigitan pada permen karet. Oleh karena itu, prioritas Al-Qur'an dalam menggambarkan tahap ini sebagai mudghah adalah sebuah keajaiban ilmiah, karena tidak ada yang menyadarinya pada saat wahyu diturunkan, dan bahkan lebih dari dua belas abad setelahnya.

5. Fase Tulang:

Selama minggu ketujuh kehidupan janin, struktur kerangka mulai terbentuk di seluruh tubuhnya. Kalsifikasi tulang rawan yang sebelumnya terbentuk pada tahap embrio berlangsung secara bertahap di sekitar berbagai struktur organ. Dengan terbentuknya tulang, janin—yang panjangnya berkisar antara 14 hingga 20 milimeter—mulai memperoleh kelurusan pada batang tubuh, munculnya ujung jari, dan vesikel otaknya. Deskripsi Al-Qur'an mengenai penciptaan tulang pada tahap pasca-embrio adalah sebuah keajaiban ilmiah yang tidak diketahui oleh siapa pun sebelum abad ke-20.

 

6. Tahap Penutupan Tulang dengan Daging:

Selama minggu kedelapan perkembangan janin, dimulailah proses menutupi tulang dengan otot dan kulit. Pada tahap ini, panjang janin berkisar antara 22 hingga 31 milimeter. Sel-sel otot muncul dari lapisan tengah embrio, khususnya dari sela-sela kotiledonnya. Sel-sel ini tumbuh dan saling terhubung, membentuk serat dan tabung otot yang secara bertahap tersusun menjadi kumpulan otot yang menutupi tulang dan terhubung dengan selaputnya. Proses ini membentuk jaringan otot pada punggung, perut, dan anggota badan, dengan setiap bagian dilengkapi oleh cabang saraf tulang belakang. Al-Qur'an menggambarkan proses ini dengan cara yang luar biasa dan mendahului ilmu pengetahuan modern.

 

7. Tahap Penyempurnaan:

Mulai dari minggu kesembilan hingga akhir masa kehamilan, ciri-ciri fisik janin mulai berdiferensiasi. Organ-organ dan sistem tubuh berkembang sepenuhnya dan mulai bekerja dalam harmoni yang sempurna. Pada tahap ini, janin tumbuh perlahan hingga awal minggu kedua belas, kemudian laju pertumbuhannya meningkat pesat, terutama pada kaki yang memanjang secara signifikan. Ukuran janin pada akhir tahap ini bervariasi, dengan panjang mencapai antara 33 hingga 500 milimeter.

Tujuh tahapan berturut-turut dalam penciptaan janin ini dibenarkan oleh penelitian modern. Tahapan ini dibedakan berdasarkan hari-hari kehidupan janin, meskipun para ilmuwan belum mampu memberikan nama yang tepat untuk masing-masing. Al-Qur'an memulai penjelasan tentang tahapan-tahapan ini dengan ketelitian yang luar biasa, meskipun diturunkan empat belas abad yang lalu tanpa adanya alat pembesaran, pencitraan, atau pengungkapan. Ini menegaskan bahwa Al-Qur'an yang Mulia adalah kalam Tuhan Sang Pencipta, yang diturunkan dengan ilmu-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, serta dilestarikan dalam bahasa yang sama dengan wahyu-Nya (bahasa Arab) selama empat belas abad dan akan terus ada hingga Hari Kiamat, sebagai kesaksian bagi Nabi dan Rasul.

 

Janin di dalam rahim dikelilingi oleh sekelompok selaput dari dalam hingga luar, yaitu membran amnion, membran korionik, dan selaput daun. Ketiga selaput ini mengelilingi janin sepenuhnya, menciptakan kegelapan total yang pertama. Selaput janin juga mengelilingi dinding rahim, yang terdiri dari tiga lapisan tebal, menciptakan kegelapan kedua di sekitar janin. Rahim yang berisi janin dan selaputnya terletak di tengah panggul, yang dikelilingi oleh tubuh—perut dan punggung—menyebabkan kegelapan ketiga.

 

Hal ini sejalan dengan firman Rabb kita yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi: "Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan" (Az-Zumar: 6). Tidak ada seorang pun di antara makhluk yang mengetahui tentang ketiga kegelapan ini pada saat turunnya wahyu, atau selama berabad-abad setelahnya. 

 

Al-Qur'an yang Mulia mendahului pengetahuan ini dengan merujuk pada ketiga kegelapan tersebut, menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah kalam Tuhan Sang Pencipta, yang diturunkan dengan ilmu-Nya kepada segel para nabi dan rasul-Nya SAW. Al-Qur'an tetap menjadi bukti bagi semua orang pada Hari Kiamat, meskipun kebanyakan orang tidak mengetahuinya.

Referensi

Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 3, 185-209.