Profil Ayat
Nama Surat : Ibrahim |
Nomor Ayat : 33 |
Nomor Surat : 14 |
Tema : |
Agroklimatologi Matahari Bulan Langit Malam Siang Kosmologi Astronomi |
Jumlah Pengunjung : 64 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَاۤىِٕبَيْنِۚ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ ٣٣ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Dia telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah pula menundukkan bagimu malam dan siang.*
|
Tafsir Sains |
Frasa al-lail wa an-nahār terdiri dari dua kata: al-lail dan an-nahār. Kata yang pertama berarti malam, yaitu keadaan suatu tempat yang gelap gulita akibat cahaya dari matahari telah beralih ke kawasan lain, mem buat tempat yang ditinggalkan tidak lagi mendapat cahayanya. Kata kedua, an-nahār, berarti siang, kebalikan dari malam. Suatu wilayah disebut berada pada siang hari bila wilayah itu mendapat pancaran cahaya matahari sehingga menjadi terang. Kata al-lail dengan segala bentuk nya disebut sebanyak 88 kali dalam Al- Qur'an, sedang kata an-nahār diulang sebanyak 54 kali. Sebagian besar dari ungkapan ini ditujukan untuk memberikan bukti atas kekuasaan Allah yang telah menciptakan dan menundukkan keduanya untuk kepen tingan semua makhluk. Dengan adanya siang yang terang makhluk berkesempatan untuk mencari rezeki, sedang malam diciptakan sebagai waktu untuk beristirahat. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menundukkan matahari dan bulan dengan hukum alam yang telah diciptakan-Nya. Dengan ketetapan ini kedua benda langit tersebut selalu berputar pada porosnya dan bergerak dengan mantap pada orbitnya. Perge rakan keduanya menyebabkan muncul nya beberapa fenomena alam yang dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perputaran benda-benda langit ini juga memberi manfaat yang banyak bagi makhluk di alam semesta. Peredaran matahari dan bulan pada garis orbitnya berlangsung terus-menerus. Demikian juga benda benda langit lain yang meliputi bintang-bintang dan planet-planet yang begitu banyak. Masing-masing akan terus berputar pada sumbunya dan bergerak sesuai garis edar yang telah ditetapkan. Dengan keteraturan ini, walaupun jumlahnya sangat banyak, benda-benda langit ini tidak ada yang bertabrakan antara satu dengan lainnya. Masing-masing akan berputar sesuai aturannya dan tetap pada orbitnya. Antara planet yang satu dengan lainnya tidak akan saling mendahului. Matahari tidak akan mempercepat gerakannya agar dapat mendahului planet atau bintang lain. Demikian pula, malam tidak akan berakselerasi untuk menyalip siang. Semua serba teratur, sesuai dengan pengaturan Allah. Bila dicermati, ternyata waktu ibadah yang disyariatkan sebelum perintah salat juga didasarkan pada pergerakan bumi terhadap matahari. Dengan informasi ini dapat disimpulkan bahwa matahari memang menjadi da sar bagi penentuan waktu, baik secara umum maupun untuk pelaksanaan ibadah. Dari sini dapat diketahui lagi salah satu dari manfaat matahari yang lain. Selain sebagai penerang alam semesta dengan cahayanya yang kuat, sebagai sumber energi, sebagai penyebab terjadinya siang dan malam, dan sebagai penunjuk waktu, ternyata pergerakan bumi terhadap matahari juga dimanfaatkan untuk menetapkan waktu pelaksanaan ibadah |
Referensi |
Tim Penyusun, Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2012), 82-84. |