Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Hijr
Nomor Ayat : 15
Nomor Surat : 15
Tema :
Langit Kosmologi
Jumlah Pengunjung : 51

Detail Ayat

Ayat
﴿ لَقَالُوْٓا اِنَّمَا سُكِّرَتْ اَبْصَارُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَّسْحُوْرُوْنَ ࣖ ١٥ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Tentulah mereka berkata, “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan. Bahkan, kami adalah kaum yang terkena sihir.”

Tafsir Sains

Makna “pandangan kamilah yang dikaburkan” adalah pandangan menjadi gelap, tertutup, atau berkabut sehingga terhalang untuk melihat. Orang tersebut tidak akan melihat apa pun kecuali kegelapan.

 

Manusia terkagum-kagum dengan perumpamaan Al-Qur'an yang menakjubkan ini, yang mewakili kebenaran universal yang tidak diketahui manusia hingga setelah keberhasilannya dalam menjelajahi ruang angkasa sejak awal tahun 1960-an. Pada waktu itu, mereka dikejutkan oleh fakta bahwa alam semesta tertutupi oleh kegelapan total di sebagian besar wilayahnya. Sabuk siang hari di belahan bumi yang menghadap matahari hanya setebal dua ratus meter di atas permukaan laut, dan jika seseorang naik di atas itu, dia akan melihat matahari sebagai piringan biru di halaman yang gelap gulita, dengan kegelapan yang hanya terganggu oleh beberapa titik cahaya samar di beberapa tempat, yaitu bintang-bintang.

Jika bagian di mana siang hari muncul di Bumi dibatasi panjang dan lebarnya hingga setengah luas Bumi, dan ketebalannya hingga dua ratus kilometer, serta terus bergerak secara konstan terkait dengan rotasi Bumi pada porosnya di depan matahari, dengan jarak antara Bumi dan matahari adalah seratus lima puluh juta kilometer, maka kita bisa memahami betapa kecilnya ketebalan lapisan yang ditutupi oleh sinar matahari. Ketidakstabilannya karena pergerakannya yang konstan dari satu titik ke titik lain di permukaan Bumi seiring dengan perputaran Bumi pada porosnya semakin memperjelas bahwa lapisan tipis tersebut menyembunyikan kegelapan alam semesta dari kita saat kita berada di siang hari bolong.

 

Setelah melampaui dua ratus kilometer di atas permukaan laut, udara mulai menipis karena konsentrasinya menurun dan kepadatannya terus menurun seiring ketinggian. Uap air dan partikel debu juga semakin jarang hingga hampir menghilang, sehingga matahari dan bintang-bintang lain di langit tampak seperti bintik-bintik biru pucat di lautan kegelapan alam semesta. Cahaya hampir tidak menemukan apa pun untuk menyebarkan atau memantulkannya di luasnya alam semesta.

 

Maha Suci Allah yang memberitahukan kita tentang kebenaran universal ini seribu empat ratus tahun sebelum manusia menemukannya. Dia menyamakan orang yang naik melalui langit dengan orang yang matanya kabur dan tidak lagi melihat apa pun selain kegelapan yang melingkupi segala sesuatu di alam semesta, atau seseorang yang dilanda sihir dan tidak lagi merasakan apa pun di sekitarnya.

 

Kedua perumpamaan tersebut merupakan ungkapan yang tepat mengenai apa yang menimpa para astronot pertama ketika mereka melintasi siang hari menuju kegelapan alam semesta dan mengucapkan apa yang hampir sama dengan ungkapan ayat Al-Qur’an tanpa sepengetahuannya: “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan. Bahkan, kami adalah kaum yang terkena sihir.”

Referensi

Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 1, 441-442.