Profil Ayat
Nama Surat : Ghafir |
Nomor Ayat : 64 |
Nomor Surat : 40 |
Tema : |
Bumi Manusia Antropologi |
Jumlah Pengunjung : 23 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ اَللّٰهُ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ قَرَارًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً وَّصَوَّرَكُمْ فَاَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ ۚ فَتَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ٦٤ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Allahlah yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap. (Dia pula yang) membentukmu, lalu memperindah bentukmu, serta memberimu rezeki dari yang baik-baik. Demikianlah Allah Tuhanmu. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. |
Tafsir Sains |
Pertama: menjadikan bumi sebagai tempat yang stabil.
Hal ini dibuktikan dengan membandingkan massa jenis rata-rata batuan penyusun kerak bumi, yang berkisar antara 2,5 hingga 2,9 gram per sentimeter kubik, dengan massa jenis rata-rata bumi secara keseluruhan, yang diperkirakan sekitar 5,52 gram per sentimeter kubik. Dari sini terlihat bahwa massa jenis bahan penyusun bumi terus meningkat dari permukaan hingga ke pusatnya, di mana massa jenisnya berkisar antara 10 hingga 13,5 gram per sentimeter kubik. Peningkatan ini disebabkan tingginya persentase besi dan unsur-unsur berat lainnya di inti bumi.
Unsur-unsur berat tersebut, seperti besi, secara bertahap bergerak menuju inti bumi. Diperkirakan bahwa besi menyumbang sekitar 35,9% dari total massa bumi, atau sekitar 5520 juta juta juta ton. Dengan demikian, jumlah besi di bumi diperkirakan mencapai 1.500 juta juta juta ton, yang sebagian besar terkonsentrasi di inti bumi dalam bentuk bola besi yang sangat besar. Inti bumi terdiri dari sekitar 90% besi, sedikit nikel, dan unsur-unsur ringan seperti silikon, karbon, fosfor, dan belerang yang jumlahnya kurang dari 1%. Massa inti ini menyumbang sekitar 31% dari total massa bumi, dan diameternya sekitar 55% dari diameter bumi.
Ketebalan inti bumi diperkirakan mencapai 2.895 kilometer. Massa besi yang terkonsentrasi di inti ini, serta unsur berat lainnya, membuat bumi stabil. Inilah yang dimaksud dalam Al-Qur'an ketika merujuk pada stabilitas bumi, sebuah fakta yang baru ditemukan manusia pada abad ke-20, meski telah disebutkan dalam Al-Qur'an jauh sebelumnya. Ini menjadi bukti bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah Sang Pencipta, serta meneguhkan kenabian dan risalah Rasulullah, yang menerima wahyu ini berabad-abad sebelum pengetahuan ilmiah modern mengetahuinya.
Kedua: menjadikan bumi sebagai tempat tinggal bagi makhluk hidup.
Salah satu makna bumi dijadikan sebagai tempat tinggal adalah bahwa kondisi bumi sangat sesuai untuk kehidupan di permukaannya. Salah satu faktor penting adalah gravitasi bumi yang cukup kuat untuk menahan air, gas, dan atmosfer, yang memungkinkan makhluk hidup bertahan di permukaan bumi. Air, yang merupakan kunci kehidupan, menjadi unsur yang sangat melimpah di bumi. Karena itu, para ilmuwan menyebut bumi sebagai "planet biru" atau "planet air," dengan sekitar 1.360 juta kilometer kubik air yang menutupi 71% dari permukaan bumi. Sementara daratan hanya mencakup 29% dari luas bumi.
Selain itu, gas oksigen juga merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan di bumi. Allah SWT menciptakan selubung atmosfer gas yang menyelimuti bumi dengan massa sekitar 5.000 juta juta ton. Ketebalannya diperkirakan beberapa ribu kilometer di atas permukaan laut, dan tekanannya mencapai sekitar satu kilogram per sentimeter persegi di permukaan, kemudian menurun seiring bertambahnya ketinggian. Lapisan bawah atmosfer, yang berada pada ketinggian 6 hingga 20 kilometer di atas permukaan laut, mengandung sekitar 66% dari total massa atmosfer. Komposisinya terdiri dari 78,1% nitrogen, 21% oksigen, 0,93% argon, dan 0,03% karbon dioksida, serta sebagian kecil uap air dan gas lainnya. Jika bukan karena keseimbangan komposisi gas ini, kehidupan di bumi tidak akan mungkin terjadi.
Inilah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah dalam menjadikan bumi stabil meskipun terus bergerak melintasi luasnya alam semesta. Allah mempersiapkan bumi agar menjadi tempat yang aman untuk kehidupan yang dikehendaki-Nya berkembang di permukaannya, meskipun banyak bahaya yang mengelilinginya. Ini menunjukkan betapa besar pemeliharaan ilahi yang Allah berikan kepada kita di alam semesta, membuat manusia menyadari kebutuhan akan Pencipta Yang Maha Agung, serta rahmat dan perhatian-Nya setiap saat dan setiap momen. Karena, jika pemeliharaan itu hilang dalam sekejap mata, atau kurang dari itu, kita akan binasa. |
Referensi |
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 3, 243-249. |