Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Baqarah
Nomor Ayat : 22
Nomor Surat : 2
Tema :
Air Buah-Buahan Bumi Hujan Langit Tumbuhan
Jumlah Pengunjung : 91

Detail Ayat

Ayat
﴿ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

(Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Tafsir Sains

Penjelasan di sini akan dipersingkat untuk ayat 22 dari Surat Al-Baqarah, yang membahas tentang empat tanda kosmik yang luar biasa:

  1. Penghamparan dan persiapan bumi.
  2. Pembangunan langit dan keteraturannya.
  3. Penurunan air dari langit.
  4. Pengeluaran buah-buahan melalui air tersebut.

Luas permukaan bumi saat ini diperkirakan sekitar 510 juta kilometer persegi, dengan 29% (sekitar 149 juta kilometer persegi) berupa daratan dan 71% (sekitar 361 juta kilometer persegi) berupa perairan. Hampir setengah dari daratan tersebut (sekitar 173,6 juta kilometer persegi) adalah lempeng benua yang dikelilingi oleh air. Besarnya ukuran ini, dalam skala bumi, tampak rata bagi penglihatan manusia dan persepsi indra mereka.

Tingkat erosi berkisar antara tiga dan tiga setengah tahun untuk menghilangkan satu sentimeter dari massa batuan yang terbentuk. Ini berarti bahwa proses perataan permukaan bumi hingga menjadi layak untuk pemukiman telah menghabiskan waktu dan energi yang tak terhitung jumlahnya. Dari sini kita bisa memahami firman Tuhan kita (Maha Suci dan Maha Tinggi) yang berkata: "(Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan" (Surat Al-Baqarah: 22). Ini sebagai bukti kekuasaan-Nya, kesempurnaan-Nya, dan kemampuan-Nya yang tak terbatas dalam menciptakan.

Allah telah menganugerahkan kepada kita bahwa Dia telah menjadikan langit di atas kita sebagai struktur yang kokoh berdasarkan besarnya dimensinya, banyaknya benda-benda di dalamnya, dan penyebaran berbagai bentuk materi dan energi di dalamnya. Hal tersebut melalui sejumlah kekuatan yang Allah telah simpan di setiap bagiannya. Di antara kekuatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Gaya nuklir kuat: yang menahan bahan penyusun dasar materi di dalam inti atom. Tanpa gaya nuklir kuat, inti atom tidak akan terbentuk, dan alam semesta akan tetap penuh dengan bahan penyusun dasar yang tidak berarti apa-apa.

2.      Gaya nuklir lemah: yang menahan bahan penyusun dasar materi di dalamnya. Tanpa mereka, atom-atom materi tidak akan terbentuk dan alam semesta hanya akan terisi oleh inti atom materi saja.

3.      Gaya elektromagnetik: yang menahan atom-atom materi di dalam setiap molekulnya dan senyawanya, yang menyebabkan terjadinya radiasi elektromagnetik dalam bentuk foton energi, atau yang disebut kuantum cahaya. Jika bukan karena gaya elektromagnetik ini, alam semesta akan dipenuhi atom-atom unsur lepas, dan tidak akan ada molekul, senyawa, cahaya, atau energi. Kehangatan dan kehidupan akan menjadi tidak mungkin.

4.      Gaya gravitasi: Ini adalah gaya yang menyatukan tepian langit dan seluruh benda di dalamnya serta berbagai kelompoknya. Kalau bukan karena ikatan yang berkuasa yang Allah SWT tempatkan pada seluruh benda di alam semesta, maka bumi dan langit tidak akan ada. Jika ikatan ini dihilangkan, maka alam semesta akan terlepas dan komponen-komponennya akan runtuh. Ini adalah rahmat ilahi yang menjadikan langit sebagai suatu struktur yang kokoh.

Air tawar yang segar diturunkan dari awan karena sumber air suci utama di permukaan bumi adalah air hujan. Hal ini disebabkan sejak Allah (Yang Maha Kuasa) mengeluarkan air bumi dari dalamnya dalam bentuk uap air yang naik seiring dengan letusan gunung berapi, kemudian mengembun dalam atmosfer gas bumi, yang kemudian mendingin, dan hujan mengguyur permukaan bumi serta meluap ke dalam cekungannya, membentuk lautan dan samudera. Siklus air di sekitar bumi pun dimulai.

Diperkirakan sekitar 380.000 kilometer kubik air naik dari bumi ke atmosfer gas setiap tahunnya, sebagian besar menguap dari permukaan laut dan samudera (320.000 kilometer kubik), dan sisanya naik dari daratan (60.000 kilometer kubik). Segala sesuatu yang menguap dari air bumi kembali lagi, atas kehendak dan keinginan Tuhan, turun ke darat (96.000 kilometer kubik) dan ke lautan serta samudera (284.000 kilometer kubik). Dalam siklus ajaib ini, daratan bertambah setiap tahunnya sekitar 36.000 kilometer kubik air laut. Lautan menerima hujan, yang menyebabkan air mengalir ke permukaan bumi dan melakukan siklus penting di darat, lalu meluap ke laut dan samudera lagi. Semua air tersimpan di bawah permukaan bumi - meski melimpah - berasal dari air hujan.

Dalam siklus air yang menakjubkan di sekitar Bumi ini, air berpindah ke atmosfer gas Bumi dan dimurnikan dari garam serta polutan yang dikumpulkannya, kemudian turun kembali ke Bumi sebagai air murni. Siklus ini berlangsung sekitar satu kilometer di bawah permukaan laut hingga ketinggian 15 kilometer di atas permukaan laut, yang melaluinya pemurnian dilakukan. Air, melembutkan atmosfer, menyediakan berbagai persentase kelembapan di dalamnya, mengairi manusia, hewan, dan tumbuhan, serta memberi nutrisi pada sungai, aliran sungai, permukaan tanah, dan reservoir air bawah tanah, sehingga berfungsi untuk meningkatkan kuantitasnya, mengisi kembali kesegarannya, dan mengkompensasi apa yang meluap ke permukaan atau dipompa keluar. Selain itu, air memecah batuan, membentuk tanah dan batuan sedimen, serta memusatkan banyak mineral, batuan, dan bijih ekonomi.

 

Penyebutan mengeluarkan buah-buahan dari dalam bumi melambangkan nikmat keempat nikmat Allah atas hamba-hamba-Nya dalam ayat yang mulia ini, dan merupakan nikmat yang tanpanya kehidupan tidak lengkap, karena adanya keterkaitan antara kehidupan manusia dan hewan dengan tumbuhan dan produknya, terutama buah dari tumbuhan tingkat tinggi. Oleh karena itu, hikmah Allah yang besar dalam menciptakan tumbuh-tumbuhan dan kemudian binatang, dan setelah segala bentuk ciptaan dan bentuk bumi selesai menerima manusia, maka Allah SWT menciptakannya dan menjadikannya makhluk yang paling mulia.

 

Penyebutan mengeluarkan buah-buahan dari bumi terdapat dalam ayat mulia ini dengan urutan yang logis dan indah. Ia pertama kali menunjukkan pembentukan tanah melalui berbagai proses erosi (pelapukan dan erosi menyebabkan transportasi dan sedimentasi yang memecah batuan bumi dan menciptakan dataran datar). Tanah yang subur diperlukan untuk perkecambahan, dan bumi dibuat menjadi tempat tidur yang ramah kehidupan bagi setiap tanaman, hewan, dan manusia. Kemudian, ia merujuk pada struktur langit, yang pertama adalah selubung gas bumi dan awan-awan yang terjepit di antara keduanya dalam iklim yang telah ditetapkan oleh Tuhan kita Yang Maha Esa dan Maha Tinggi untuk mendinginkannya. Ini naik hingga uap air yang naik dari tanah mengembun dan kembali menjadi hujan, Insya Allah.

 

Oleh karena itu, ayat yang mulia tersebut merujuk pada air yang diturunkan dari langit, dan Allah (Yang Maha Kuasa) memberikan makna yang berbeda dengannya. Buah-buahan merupakan rezeki bagi para hamba, dan merupakan salah satu nikmat Allah yang melimpah kepada manusia dan makhluk sekelilingnya. 

 

Kebenaran-kebenaran universal ini tidak dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan manusia kecuali pada abad ke-19 dan ke-20, dan kemunculan kebenaran-kebenaran tersebut dalam Kitab Tuhan yang diwahyukan empat belas abad yang lalu sudah pasti bahwa kebenaran-kebenaran tersebut hanyalah kata-kata Allah Sang Pencipta.

Referensi

1. Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), 71-77.

2. Budiyono Saputro, Muh Zuhri, dan Mansur, Bahan Ajar Tafsir BERSAQURAL (Berbasis Sains, Al-Qur’an dan Alam) (Lamongan: Academia Publication, 2020), 6-7.