Profil Ayat
Nama Surat : Aż-Żāriyāt |
Nomor Ayat : 48 |
Nomor Surat : 51 |
Tema : |
Bumi Geologi |
Jumlah Pengunjung : 13 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ وَالْاَرْضَ فَرَشْنٰهَا فَنِعْمَ الْمٰهِدُوْنَ ٤٨ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Bumi Kami hamparkan. (Kami adalah) sebaik-baik Zat yang menghamparkan. |
Tafsir Sains |
Topografi bumi terus mengalami proses pembentukan dan penghancuran sejak awal penciptaannya hingga saat ini. Proses ini mencakup terbentuknya pulau-pulau vulkanik di tengah lautan yang kemudian tumbuh menjadi benua-benua kecil atau semi-benua. Benua-benua tersebut bertabrakan dan menyatu, membentuk satu benua besar atau beberapa benua, yang terus membesar dengan menambah barisan pegunungan di tepi-tepinya hingga mencapai ukuran maksimalnya.
Selanjutnya, benua-benua ini kembali mendekat dan menyatu menjadi satu benua besar. Benua tersebut kemudian terpecah lagi menjadi beberapa benua yang mulai bergerak menjauh satu sama lain, menciptakan samudra-samudra baru di antaranya. Di dasar samudra yang baru terbentuk, terjadi retakan dan pemuaian, serta pembaruan pada batuan penyusunnya. Akhirnya, dasar laut ini bertabrakan dengan benua yang berlawanan, membentuk barisan pegunungan baru di tepi benua. Pertumbuhan ini terus berlanjut hingga mencapai jantung benua, di mana faktor erosi mengikis dan mengubahnya menjadi yang disebut sebagai "perisai kuno" yang padat, sementara pegunungan baru terbentuk di tepi benua.
Dengan demikian, lautan berubah menjadi benua, dan benua-benua tersebut terpecah, dipisahkan oleh samudra yang terus mengembang hingga menjadi lautan baru. Proses ini adalah bagian dari siklus benua dan samudra, yang menegaskan bahwa daratan kita, yang awalnya berupa lautan luas, berkembang menjadi benua yang kokoh dan penuh pegunungan terjal. Namun, selama jutaan tahun, daratan ini mengalami erosi akibat faktor-faktor eksternal seperti angin, aliran air, rawa, serta pasang surut. Pulau-pulau dan aktivitas makhluk hidup turut berperan dalam meratakan medan ini, membentuk jalur, saluran air, dataran, dan lembah. Proses ini juga menghasilkan tanah yang tersebar dan membentuk lapisan lembut di atas bebatuan, di dataran, cekungan, serta dasar laut dan samudra.
Selain itu, proses internal seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, pergerakan magma, dan pembentukan pegunungan memainkan peran penting dalam mempersiapkan permukaan bumi menghadapi siklus medan baru. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor erosi, yang pada akhirnya membentuk dan menyebarkan permukaan bumi. Jalan dan alur terbentuk, saluran air dan danau muncul, begitu juga lembah serta cekungan lainnya. Daratan mengalami konstruksi dan pembongkaran dalam siklus berulang yang dikenal sebagai "siklus bentuk lahan" atau "siklus erosi."
Keseimbangan tanah terganggu oleh erosi, begitu pula oleh pengendapan sejumlah besar pecahan batuan yang tersebar di permukaan bumi. Gaya gravitasi bumi berperan dalam memulihkan keseimbangan ini. Ketika kerak bumi mengalami tekanan yang berlebihan, kerak tersebut bergerak menyesuaikan beratnya. Batuan magma di zona lemah panas bumi di bawah area yang terdampak membantu mengangkatnya kembali. Proses pertama disebut kompresi terestrial, sedangkan proses kedua disebut rebound kompresi.
Dengan demikian, proses stabilitas tanah terus menyeimbangkan erosi sepanjang siklus konstruksi dan penghancuran. Litosfer bumi tertutup oleh lapisan tanah liat, lanau, pasir, atau sedimen lainnya, serta batuan ekstrusi seperti pasir, kerikil, dan bebatuan.
Konflik ini terus berlangsung antara faktor eksternal yang merusak permukaan bumi hingga mencapai atau mendekati permukaan laut, di mana konflik tersebut terhenti. Namun, jika faktor-faktor konstruksi internal turut berperan dan meninggikan kembali permukaan bumi, maka konflik ini akan berulang.
Dalam siklus pembentukan benua dan pergerakan samudra, serta siklus pembangunan dan pembongkaran di permukaan benua, terbentuklah dataran subur, tanah yang kaya, serta batuan sedimen yang menyimpan berbagai kekayaan alam. Di dalamnya terdapat sumber daya seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, air bawah tanah, dan bijih dari berbagai mineral ekonomis yang terbentuk selama atau melalui proses sedimentasi. Tanpa semua ini, bumi tidak akan tumbuh atau layak untuk dihuni dan dibangun. Laju akumulasi sedimen sangat bervariasi, tergantung pada jenis sedimen yang terbentuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapannya. Ditemukan bahwa rentang waktu yang diperlukan untuk mengakumulasi satu sentimeter ketebalan lapisan yang diendapkan berkisar antara seratus hingga dua ratus tahun. Sementara itu, laju erosi dapat menghilangkan satu sentimeter massa batuan dalam waktu tiga hingga tiga ratus tahun.
Artinya, proses meratakan permukaan bumi agar cocok untuk konstruksi telah menghabiskan begitu banyak energi dan waktu yang tidak mampu dilakukan oleh umat manusia sepanjang keberadaannya di permukaan planet ini. Dengan segala kekayaan yang telah dikumpulkannya, manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi melimpahkan keberkahan-Nya kepada kita. Allah berfirman: “Bumi Kami hamparkan. (Kami adalah) sebaik-baik Zat yang menghamparkan.” (Az-Zariyat/51:48)
Fakta-fakta ini baru diketahui manusia dalam dua abad terakhir dan tidak terbukti di hadapan para saintis kecuali beberapa dekade yang lalu. Kemunculan fakta-fakta ini dalam Al-Qur’an yang diturunkan lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu merupakan kesaksian yang benar bahwa Al-Qur'an adalah firman Tuhan Sang Pencipta. Nabi terakhir yang menerimanya terhubung dengan wahyu dari Sang Pencipta langit dan bumi. |
Referensi |
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 3, 432-438. |