Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : An-Naziat
Nomor Ayat : 27-33
Nomor Surat : 79
Tema :
Agroklimatologi Bumi Air Kimia Dasar Gunung Astronomi Diet Geografi Geologi
Jumlah Pengunjung : 70

Detail Ayat

Ayat
﴿ ءَاَنْتُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمِ السَّمَاۤءُ ۚ بَنٰىهَاۗ ٢٧ رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوّٰىهَاۙ ٢٨ وَاَغْطَشَ لَيْلَهَا وَاَخْرَجَ ضُحٰىهَاۖ ٢٩ وَالْاَرْضَ بَعْدَ ذٰلِكَ دَحٰىهَاۗ ٣٠ اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَاۖ ٣١ وَالْجِبَالَ اَرْسٰىهَاۙ ٣٢ مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ ٣٣ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

27. Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? 
28. Dia telah meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya.
29. Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang). 
30. Setelah itu, bumi Dia hamparkan (untuk dihuni). 
31. Darinya (bumi) Dia mengeluarkan air dan (menyediakan) tempat penggembalaan. 
32. Gunung-gunung Dia pancangkan dengan kukuh. 
33. (Semua itu disediakan) untuk kesenanganmu dan hewan ternakmu. 
 

Tafsir Sains

Para ahli ilmu pengetahuan kini telah banyak yang meneliti, mengetahui, kemudian menerangkan enam masa tahapan pembentukan alam hingga sempurna seperti sekarang, mulai dari Big Bang atau dentuman besar dari Singularity, sampai terbentuknya tata surya dan planet planet. Namun, para ahli masih berbeda beda dalam memberi nama tahapan tahapan masa atau periode tersebut. 

Tentang ini, para ahli ilmu pengetahuan ruang angkasa berusaha menghubungkan konsep enam masa penciptaan langit dan bumi dengan informasi dalam surat An-Nazi’at ayat 27-33. 

Menurut ahli astronomi, ayat di atas memberi petunjuk tentang kronologis enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya. Masa Pertama dipahami dari ayat 27 yang memberi petunjuk tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa Big Bang, yaitu ledakan besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi. Masa Kedua dipahami dari ayat 28 yang memberi petunjuk tentang pengembangan alam semesta, sehingga benda-benda langit makin berjauhan (dalam bahasa awam berarti langit makin tinggi). “… lalu menyempurnakannya…”, memberi pengertian bahwa pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi, tetapi proses evolutif (perubahan bertahap, dari awan antarbintang, menjadi bintang, lalu akhirnya mati dan digantikan generasi bintang-bintang baru). Masa Ketiga diperoleh petunjuk dari ayat 29 tentang adanya tata surya yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Masa ini adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan bumi (serta planet-planet lainnya) yang berotasi sehingga ada fenomena malam dan siang. Masa Keempat diperoleh petunjuk dari ayat 30 yang sepertinya menjelaskan proses evolusi di bumi. Setelah bulan terbentuk dari lontaran sebagian kulit bumi karena tumbukan benda langit lainnya, dan bumi dihamparkan mungkin saat lempeng benua besar Pangea mulai terpecah tetapi bisa jadi lebih tua dari Pangea. Masa Kelima dipahami dari ayat 31 yang memberi petunjuk tentang awal penciptaan kehidupan di bumi (mungkin juga di planet lain yang disiapkan untuk kehidupan) dengan menyediakan air. Dan Masa Keenam diperoleh petunjuk dari ayat 32 dan 33 yang menjelaskan timbulnya gunung-gunung akibat evolusi geologi dan mulai diciptakannya hewan dan kemudian manusia. 

Menurut para ahli geologi, proses penciptaan bumi dibagi menjadi enam masa. Surah an-Nāzi‘āt/79: 30 yang artinya, “Dan setelah itu bumi Dia hamparkan,” menuntun kita bahwa pada Masa Keempat ini mulai terjadi proses pembentukan Bumi melalui penghamparan batuan sedimen. Tidak kalah pentingnya adalah mulai terdapat tanda-tanda kehidupan. Pada Masa Keempat bulan terbentuk dari lontaran sebagian kulit bumi karena tumbukan dahsyat benda langit lainnya, dan Al-Qur’an menandainya dengan “..Dan setelah itu bumi Dia hamparkan”. Batuan-batuan tertua yang berumur sekitar 3,8-4,28 miliar tahun mungkin merupakan batuan-batuan yang dihamparkan. Seperti dikemukakan sebelumnya sangat boleh jadi ini adalah akhir masa Hadean dan memasuki masa Arkean. Bila demikian halnya maka batas masa Hadean dan masa Arkean berkisar pada umur 3.8 - 4,28 miliar tahun yang lalu. Beberapa tafsir sering menyebutkan bumi yang dihamparkan menggambarkan lempeng benua besar (Pangea) kemudian “dihamparkan” sekitar 200 juta tahun yang lalu. Benua Pangea ini kemudian terpecah, bergerak dan kemudian membentuk 5 benua plus Antartika. Namun data geologi yang menyebutkan batuan tertua berumur sekitar 4,28 miliar tahun yang lalu. Bila demikian bisa jadi pada Masa Keempat bumi yang dihamparkan bukan Pangea, tetapi “benua” dengan umur jauh lebih tua. Selain itu diduga aktivitas gunung api telah berlangsung sebelum 3,7 miliar tahun yang lalu. Masa Arkean ditandai oleh munculnya bakteri dan stromatolite. 

Dalam ayat selanjutnya dijelaskan keluarnya air dan tumbuhan. Secara tidak langsung ayat ini menegaskan proses penciptaan tumbuhan terjadi pasca penciptaan bumi dan munculnya air dari dalam bumi. Tumbuhan dan air dibahas secara bersama karena satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Tumbuhan hanya ditemukan di bumi yang mempunyai cadangan air, dan tumbuhan itulah yang menjadi materi dasar bagi terjadinya kehidupan di bumi.

Gunung-gunung yang dipancangkan dengan kukuh mengandung arti sekaligus sebagai pasak yang secara harfiah gunung-gunung itu tentu memiliki bagian yang masuk ke dalam perut bumi, layaknya kita memaku sebuah kayu, tentu ada bagian paku yang masuk ke dalam kayu.

 

Gunung yang dipancangkan juga merupakan masa keenam dari proses penciptaan alam semesta. Tanpa menyebutkan prosesnya, masa keenam menceritakan lahirnya binatang dan manusia setelah prasyarat kehidupan yang utama (adanya air dan oksigen) terpenuhi. Proses geologis akibat pergeseran lempeng benua yang memunculkan gunung-gunung juga merupakan persiapan fisik yang memberikan kesetimbangan dari gerakan bumi, dan hal ini memungkinkan materi yang merupakan kandungan bumi dikeluarkan untuk kepentingan manusia sebagai khalifah di bumi.

Referensi

Tim Penyusun, Penciptaan Jagad Raya dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 44

Tim Penyusun, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2016), 44

Tim Penyusun, Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 24. 

Tim Penyusun, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 18.