Profil Ayat
Nama Surat : An-Naba |
Nomor Ayat : 7 |
Nomor Surat : 78 |
Tema : |
Bumi Gunung Geografi |
Jumlah Pengunjung : 113 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ ٧ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
dan gunung-gunung sebagai pasak? |
Tafsir Sains |
Ayat tersebut menunjukkan bahwa gunung-gunung adalah pasak bagi bumi, dengan bagian yang terlihat di permukaan tanah dan sebagian besar tenggelam ke dalamnya, berfungsi untuk menstabilkan benda-benda lain. Encyclopedia Britannica mendefinisikan gunung sebagai daratan yang menonjol di atas apa yang mengelilinginya, dan lebih tinggi dari bukit. Definisi gunung saat ini terbatas pada bentuk luar medan tersebut tanpa referensi sedikit pun pada perluasan bawah permukaannya. Fakta bahwa gunung memiliki akar yang lebih dalam baru ditemukan pada paruh kedua abad kesembilan belas, ketika Sir George Airy mengajukan teori bahwa kerak bumi tidak mewakili fondasi yang cocok untuk gunung-gunung di atasnya. Ia berasumsi bahwa kerak bumi dan gunung-gunung di atasnya hanya mewakili sebagian terapung di lautan bebatuan yang padat dan fleksibel. Oleh karena itu, gunung pasti mempunyai akar yang memanjang ke dalam area dengan kepadatan tinggi untuk menjamin stabilitas. Teori Airy menjadi kenyataan dengan kemajuan pengetahuan tentang struktur internal bumi melalui pengukuran seismik. Telah diketahui bahwa gunung memiliki akar yang tertanam di kedalaman, dan dapat mencapai berkali-kali lipat ketinggiannya di atas permukaan bumi. Hal ini baru-baru ini dikonfirmasi. Pegunungan adalah massa padat yang memanjang jauh ke dalam setiap lempeng benua, menyebabkan lempeng-lempeng tersebut mengapung secara seimbang di atas lapisan dalam yang lunak karena intensitas panas. Akibat pergerakan pusaran ini, lempeng-lempeng tersebut bergerak perlahan dengan adanya pegunungan di atasnya. Kesadaran bahwa pegunungan mempunyai akar yang dalam dimulai dalam kerangka konsep lempeng tektonik sejak akhir tahun 1960-an. Gunung-gunung yang tampak hanyalah puncak-puncak batu besar yang mengapung di lapisan yang lebih padat seperti gunung es yang mengapung di air. Ketika Allah menciptakan benua, benua-benua tersebut awalnya berbentuk kerak padat tipis yang mengapung di atas magma berbatu, dan mulai mengembang dan bergejolak. Maka Allah menciptakan gunung-gunung vulkanik yang muncul dari bawah kerak bumi; ketika gunung-gunung berapi primer yang besar melontarkan lava ke permukaan bumi, lava tersebut memadat, menumpuk satu sama lain, membentuk gunung-gunung, dan menekan akumulasi bebannya pada lapisan lengket, menanam akar-akar material di dalamnya. Gunung-gunung menjadi penyebab kestabilan dan keseimbangan lempeng benua. Pada saat manusia masih belum mengetahui realitas gunung hingga pertengahan abad ke-19, Al-Qur’an menyatakan dalam ayat mulia ini bahwa gunung menyerupai pasak baik bentuk maupun fungsinya. Baru-baru ini, telah ditunjukkan bahwa analogi yang tepat ini adalah benar, karena pasak mempunyai bagian yang terlihat di atas permukaan bumi dan bagian yang tertanam di dalam kerak bumi. Fungsinya adalah untuk menstabilkan apa yang melekat padanya. Demikian pula gunung mempunyai bagian yang terlihat di atas kerak bumi dan bagian yang tertanam pada bagian dalamnya yang berbanding lurus dengan tinggi dan kedalamannya. Fungsi gunung adalah untuk menstabilkan lempeng kerak bumi dan mencegahnya terganggu oleh lapisan cair di bawahnya. Siapa yang memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang fungsi gunung, bahwa gunung berfungsi sebagai pasak dan jangkar, sebuah kebenaran yang tidak diketahui manusia hingga abad ke-20? Apakah Rasulullah menyaksikan penciptaan bumi dalam keadaan bergerak? Bukti ilmiah menunjukkan bahwa sumber Al-Qur’an ini adalah Sang Pencipta bumi dan gunung-gunung, yang mengetahui rahasia langit dan bumi. |
Referensi |
‘Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Muṣlih, al-I‘jāz al-‘Ilmī fī al-Qur’ān wa al-Sunnah, (Mekah: al-Hay’ah al-Ālamiyyah lī al-I‘jāz al-‘Ilmī fī al-Qur’ān wa al-Sunnah - Rābiṭatu al-Ālam al-Islāmī, 2014), 114-116. |