Profil Ayat
Nama Surat : Al-Fath |
Nomor Ayat : 29 |
Nomor Surat : 48 |
Tema : |
Botani Tumbuhan Sosiologi |
Jumlah Pengunjung : 16 |
Detail Ayat
Ayat |
﴿ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ ٢٩ ﴾ |
Terjemahan Kemenag 2019 |
Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu adalah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. |
Tafsir Sains |
Firman Allah Ta’ala: sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya.
Ayat mulia Al-Qur'an yang kita bahas merujuk pada fakta ilmiah dalam ilmu botani yang belum diketahui hingga baru-baru ini, yaitu tentang perkembangbiakan beberapa tumbuhan melalui stek, yaitu tunas yang tumbuh di daerah perbatasan antara akar dan batang.
Contoh dari proses ini dapat ditemukan pada tanaman penting seperti gandum, jelai, dan beras. Sorgum, tebu, dan tanaman lain dari famili Poaceae juga memiliki ciri khas berupa daun meruncing serta batang halus dan tegak yang terdiri dari ruas-ruas berhubungan. Bunganya tersusun dalam bentuk malai, yang matang membentuk paku atau dahlia. Tanaman ini memiliki akar serabut, banyak di antaranya membawa rimpang nodular, dan kebanyakan berkembang biak melalui stek yang meningkatkan produksi buah.
Famili Poaceae merupakan salah satu famili tumbuhan terbesar, mencakup sekitar 450 genera yang berisi lebih dari tujuh ribu spesies. Setiap spesies mencakup miliaran individu, menjadikan tumbuhan dari famili ini tersebar luas di seluruh bumi, mencakup wilayah yang lebih luas dibandingkan famili tumbuhan lainnya. Tumbuhan dari famili Poaceae ada yang tahunan maupun abadi, dan umumnya memiliki batang yang halus serta ramping.
Allah SWT menganugerahi tanaman-tanaman ini kemampuan berkembang biak melalui stek, yang menjadikan mereka kuat, mampu bertahan menghadapi hembusan angin, tetap kokoh di pangkalnya, dan mampu melipatgandakan hasil buahnya.
Tunas adalah bagian tanaman yang tumbuh di area peralihan antara akar dan batang, seperti pada tanaman gandum. Akar gandum terdiri dari akar primer yang muncul dari biji yang berkecambah, serta akar tambahan yang tumbuh dari tunas samping. Batangnya terbagi menjadi batang primer, yang merupakan tangkai yang muncul dari dalam biji yang berkecambah, dan beberapa batang tambahan yang muncul dari pangkal batang. Batang tambahan ini, yang disebut batang basal, tumbuh dari tunas ketiak di buku basal, dekat dengan batang primer.
Tumbuhan yang berkembang biak melalui stek ini melewati beberapa tahap, yaitu perkecambahan, pembentukan bibit, pertumbuhan tunas, dan akhirnya pembentukan bunga dan buah. Pada tahap pertumbuhan tunas, jumlah tunas bisa mencapai lebih dari tiga puluh pada satu tanaman.
Dari satu biji gandum, sekelompok batang tambahan (pucuk) tumbuh mengelilingi batang aslinya, membentuk kumpulan batang yang terhubung dalam satu sistem akar serabut. Akar ini berasal dari satu biji gandum yang berkecambah, yaitu dari satu akar yang muncul dari satu bibit. Bibit ini tumbuh dengan cepat hingga mencapai tinggi batang aslinya, dengan setiap tunas memiliki bulirnya sendiri. Dengan demikian, satu biji gandum bisa menghasilkan beberapa tanaman dalam satu ikatan, dan masing-masing tanaman memiliki bulir atau buah gandumnya sendiri.
Bulir gandum adalah bulir majemuk, di mana pada setiap sumbu terdapat beberapa bulir kecil yang tersusun secara bergantian dalam dua baris yang berlawanan. Sumbu ini biasanya diakhiri dengan bulir terminal. Setiap bulir terdiri dari dua hingga tiga biji gandum, dengan rata-rata satu bulir menghasilkan 15 hingga 20 biji. Pertumbuhan tunas dan cabang-cabangnya terjadi berturut-turut, satu demi satu. Oleh karena itu, ungkapan di dalam Al-Qur'an menggunakan bentuk tunggal (dia mengeluarkan tunasnya), dan suksesi tunas dijelaskan dengan kata penghubung "fā" yang menunjukkan kelanjutan secara bertahap.
Tunas-tunas tersebut berkembang biak dengan mengelilingi batang asli tanaman. Sejumlah batang sekunder (pucuk) tumbuh di sekitarnya, membentuk seikat batang-batang yang berdiri tegak. Hal ini mempertebal tanaman induk, menambah diameternya, serta memperbanyak batang, yang memungkinkan tanaman tetap tegak di atas sistem akarnya. Dengan demikian, stabilitasnya terhadap angin meningkat karena ruang yang ditempati lebih besar, hasil panen berlipat ganda, dan pertumbuhan gulma terhambat, karena tidak ada ruang yang cukup untuk tumbuh di dekat batang dan akar utama.
Namun, pada tanaman tertentu seperti palem, tunas dapat melemahkan induknya dan mengurangi sari nutrisi yang diterima, terutama pada jenis tunas yang tumbuh pada ketinggian batang. Tunas ini juga sering menjadi tempat perlindungan bagi berbagai hama dan serangga.
Ketepatan penggunaan kata shath‘a (yang berarti tunas) dalam ayat Al-Qur'an yang sedang kita bahas sangat mengagumkan. Ini karena tunas sangat berbeda dengan stek. Pada beberapa tumbuhan, seperti pada kurma, stek dapat dipisahkan dari tanaman induk, sedangkan tunas tetap terhubung. Penelitian botani telah mengonfirmasi bahwa pencabutan tunas dapat mencegah tanaman induk menjadi tidak produktif, yang biasanya terjadi selama pembentukan buah.
Ayat ini juga menggambarkan kuatnya ikatan antara Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang penuh cinta, simpati, dan kasih sayang. Hubungan ini sangat erat, serupa dengan hubungan antara pucuk-pucuk tumbuhan yang saling mendukung dan menerima nutrisi dari satu sumber yang sama. Tunas tidak disamakan dengan stek karena perannya berbeda. Batang-batang tumbuhan tetap menerima nutrisi dari akar yang sama, dan jika terpisah, maka tanaman akan mati. Sebaliknya, tunas yang tumbuh di pangkal pohon palem terlepas dari akar aslinya dan membentuk akar lateral tambahan yang menjadi sumber nutrisi utama bagi tunas tersebut. Tunas kemudian menjadi mandiri dan mampu dipindahkan untuk memulai kehidupan baru, terpisah dari induknya.
Analogi tumbuhan yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu menjadi kuat, tebal, dan tegak pada batangnya, menggambarkan kedudukan para sahabat yang mulia terhadap Rasulullah SAW. Mereka menunjukkan ketaqwaan, cinta, kesetiaan, dukungan, dan pengorbanan kepada beliau, semua berasal dari satu sumber.
Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur'an bukanlah ciptaan manusia, karena tidak ada satu pun makhluk, empat belas abad yang lalu, atau bahkan satu abad yang lalu, yang memahami perbedaan antara shat'a, ranting, dan pucuk dengan sedemikian mendalam. |
Referensi |
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Cet. 1 (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), Vol. 3, 328-331. |