Dengan adanya perubahan sifat alami dan kimia dari massa air, pergerakan vertikal dan horizontal menyebabkan pencampuran, tumpang tindih, serta pertukaran suhu dan salinitas. Namun, massa air tetap terpisah satu sama lain oleh penghalang tak kasat mata dalam bentuk batas peralihan.

Studi isotop radioaktif menunjukkan bahwa pencampuran dua massa air di dasar Samudera Pasifik rata-rata memerlukan waktu antara seribu hingga seribu enam ratus tahun, sementara di Samudera Hindia dan Atlantik memerlukan waktu setengah dari jangka waktu tersebut. Dengan demikian, air di Samudera Pasifik adalah air laut tertua, sedangkan air permukaan sulit bertahan lebih dari 10 hingga 20 tahun dan merupakan air laut termuda.

Konsep pemisah ini telah diungkapkan dalam Al-Qur'an dengan istilah “barzakh” dan “penghalang” dalam ayat yang sedang kita bahas. Ini adalah penghalang nyata meskipun tidak terlihat secara langsung, yang memisahkan dua massa air yang berdekatan dengan sempurna. Meskipun ada aktivitas arus dan gelombang laut yang mencampurkan air dengan kualitas berbeda, penghalang ini tetap ada, meskipun lebar dan intensitasnya dapat berubah hingga menghilang.

Massa air yang berdekatan di satu laut tampak homogen, tetapi analisis kimia dan pencitraan mikroskopis serta inframerah dari luar angkasa menunjukkan adanya diferensiasi yang membentuk blok-blok yang dipisahkan oleh penghalang tak kasat mata. Penghalang ini mencegah pencampuran yang sempurna antara air yang berdekatan secara horizontal atau vertikal.

Maha Suci Allah yang mengungkapkan firman-Nya yang sebenarnya seribu empat ratus tahun yang lalu:

"Dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut..." [An-Naml: 61].

Fakta ini tidak diketahui oleh pengetahuan manusia kecuali dalam bentuk yang sangat primitif hingga akhir abad ke-19 (1872–1876 M), dan baru diterima secara luas oleh para ilmuwan pada pertengahan abad ke-20.