Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Insan
Nomor Ayat : 5
Nomor Surat : 76
Tema :
Kafur
Jumlah Pengunjung : 25

Detail Ayat

Ayat
﴿ اِنَّ الْاَبْرَارَ يَشْرَبُوْنَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُوْرًاۚ ٥ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum (khamar) dari gelas yang campurannya air kafur,737)

 

737)Kafur merupakan nama suatu mata air di surga yang warnanya putih, aromanya harum, dan enak rasanya. Kafur disediakan untuk hamba Allah yang taat.

Tafsir Sains

Ayat ini menyebutkan bahwa kafur adalah nama sebuah mata air di surga yang airnya berwarna putih, berbau wangi, dan memiliki rasa yang enak. Dari sinilah kemudian sebagian ulama percaya bahwa benda ini berasal dari dunia lain. Tetapi tidak sedikit pula pengamat dan ulama yang mengatakan bahwa kafur adalah nama produk yang dihasilkan oleh sejenis pohon.

 

Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa penduduk surga kelak akan meminum anggur yang dicampur kafur tanpa menimbulkan efek negatif apa pun. Beberapa ulama berpendapat bahwa kata kafur di sini sebetulnya adalah copher yang berarti henna. Henna dikenal di beberapa bagian Asia, khususnya India, sebagai bahan untuk mem buat lukisan di tangan.

Tumbuhan penghasil henna masuk dalam suku Lythraceae, dengan nama latin Lawsonia inermis. Tidak jelas apakah kata kafur dalam Al-Qur'an mengadopsi nama tumbuhan ini, karena tidak ada pustaka yang menjelaskan bahwa bagian dari tanaman ini dapat dimakan, selain kelaziman pemakaiannya sebagai bahan tato penghias tangan dan pewarna rambut.

 

Di beberapa tempat, kata yang diusulkan untuk menerjemahkan kata kafur ke dalam Bahasa Inggris adalah camphor. Dari penelusuran pustaka ditemukan bahwa bahan yang berupa getah alami ini dituai dari pohon Cinnamomum camphora.

 

Kafur pertama kali dikenalkan kepada dunia oleh para pedagang Arab yang mengimpornya dari pelabuhan Barus, Sumatera Utara. Bentuk getahnya yang mirip kapur dan berwarna putih, serta daerah asalnya yang bernama Barus, membuat masyarakat Melayu menamainya “Kapur Barus.” Kata camphor sendiri diperoleh dari kata berbahasa Perancis, camphre, yang berasal dari bahasa latin, camfora. Kata ini diperkirakan merupakan adopsi dari kata berbahasa Arab, kāfūr, atau dari Bahasa Sansekerta, Karpoor.

 

Saat ini camphor banyak digunakan dalam masakan India, dan dijual dengan bebas dengan label “Edible Camphor”, untuk membedakannya dari camphor yang digunakan untuk upacara keagamaan. Camphor yang disebut terakhir ini juga dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan kamper. Hanya saja kamper ini tidak dapat dan bahkan sangat berbahaya bila dikonsumsi. Hanya camphor dengan label “Edible Camphor” saja yang dapat digunakan untuk memasak.

 

Dalam hadis dinyatakan bahwa Nabi Muhammad menganjurkan umat Islam untuk menyertakan kafur dalam proses mengafani jenazah. Kafur di sini dipahami sebagai zat yang sama atau mendekati apa yang saat ini dikenal sebagai camphor padat atau kamper oleh masyarakat Indonesia, yang itu tidak dapat dimakan. Pada masa itu camphor yang hanya tumbuh di Kalimantan dan Sumatera ini berharga sangat mahal di Arab, bahkan menyamai harga emas.

 

Bahan camphor banyak diguna kan sebagai plasticizer dalam proses pembuatan nitrocellulose (semacam plastik), juga sebagai bahan pengusir moth (hama kupu kupu pengisap cairan tumbuhan pertanian), cairan antimikroba, dan sebagai bahan tambahan pem buatan petasan.

 

Bahan camphor padat juga berfungsi melindungi alat pertukangan, yang terbuat dari besi, dari karat. Itulah mengapa camphor padat biasa dimasukkan ke dalam peti perkakas pertukangan. Lebih dari itu, camphor juga lazim digunakan untuk mengusir serangga perusak sehingga sering diletakkan dalam lemari koleksi di museum ataupun lemari buku.

 

Camphor juga digunakan sebagai bahan campuran obat-obatan. Bahan ini dapat diserap oleh kulit dan memberi efek dingin seperti mentol, dan berperan pula sebagai anestetik dan antimikrobial. Obat gosok penghangat tubuh bagi penderita flu atau batuk-pilek, di samping berbahan mentol, juga menggunakan campuran camphor.

 

Masyarakat di beberapa tempat percaya bahwa camphor dapat membantu mengusir ular dan reptil karena menghasilkan bau yang tajam. Kadang kala camphor digunakan sebagai repellent yang diusapkan ke kulit untuk menghindari serangga dan nyamuk.

Referensi

Tim Penyusun, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 158-161.